Sabtu, 27 Agustus 2011

Drs.H.Hernawan, MS : STIE Amkop Ingin Jadi Lokomotif Kebangkitan Koperasi


Drs.H.Hernawan, MS
STIE Amkop Ingin Jadi Lokomotif Kebangkitan Koperasi

Menjadi tenaga dosen bagi Ketua STIE Amkop Makassar, Drs.H.Hernawan, MS sudah dijalani sejak 1987. Profesi itu mulai ditekuni setelah merampungkan studi sarjana ilmu administrasi pembangunan di FISIP UNHAS 1987. Beberapa kampus dia sempat mengajar dan menduduki jabatan struktural.

Sejak 1990 diberi amanah menjadi Ketua LP3M STIE Amkop Makassar. Pernah juga menjadi dosen di STIE Baji Minasa Makassar. Di kampus Universitas Satria pernah menjadi Pembantu Rektor II serta Pembantu Dekan III Fakultas Sastera Universitas Satria.

Dunia kampus telah menjadi bagian dari pilihan hidupnya, sampai kemudian diberi amanah memimpin kampus yang memiliki ciri khas mempelajari dan mengkaji persoalan koperasi dan UKM.

Kampus STIA Amkop menurut pria kelahiran Makassar, 1963 pernah mengalami masa jaya sekitar tahun 1980-1990, kala itu terpaksa menolak mahasiswa yang mencapai 1000 lebih, karena keterbatasan gedung perkuliahan dan tenaga dosen.

Alumni AMKOP di masa itu, asal sudah selesai diwisuda langsung diterima menjadi PNS pada Departemen Koperasi yang menyebar di seluruh pelosok Indonesia. Peluang kerja menjadi PNS menempatkan kampus ini, menjadi pilihan calon mahasiswa di periode waktu itu.

Menjadi dosen menurut mantan caleg Pemilu 2004 di masa lalu ini, akan mengasah otak berfikir sistematis. Selain itu membagi ilmu pengetehuan dan keterampilan kepada mahasiswa juga merupakan sebuah ibadah.

Amanah yang diberikan kampus ungkap alumni magister administrasi pembangunan PPs UNHAS ini, akan dilaksanakan semaksimal mungkin. Salah satu impiannya, ingin mengembalikan semangat dan lembaga koperasi serta UKM sebagai soko guru ekonomi sesuai yang tertera dalam UUD 1945.

Pasca reformasi, sepertinya koperasi dan UKM sudah tidak ada lagi yang peduli perkembangan dan pertumbuhannya. Liberalisasi dan pasar global menjadikan koperasi dan UKM sepertinya tidak berdaya bersaing, akibatnya harus gulung tikar dan ditinggalkan para anggota sehingga yang tinggal hanya pengurus, tandasnya.

Kurun waktu satu dasawarsa terakhir ini, ada semacam garis terputus (missing link), terhadap kepedulian dan perhatian kepada soko guru ekonomi itu. Menyambung garis terputus itu, maka kampus STIE AMKOP akan mengambil peran sesuai kompetensi dan ranah akademik yang dimiliki.

Koordinasi dengan pihak terkait termasuk Dekopindo, Dinas Koperasi dan UKM, serta pemerhati koperasi di Sulawesi Selatan, melakukan pertemuan dan diskusi membahas langkah strategis guna mengembalikan peran dan posisi koperasi, sebagai soko guru ekonomi. Setiap kali pertemuan ada kesepakatan untuk menjadikan momen kebangkitan koperasi berasal dari Makassar, tegas staf ahli Fasilitasi Pembentukan Lembaga Penjamin Kredit Koperasi Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan ini.

Koperasi bangkit dari Makassar menurut, mantan caleg PDIP Sulsel Pemilu 2004 ini, bisa saja dilakukan dengan syarat melakukan perubahan struktur formal koperasi; pemenuhan kebutuhan koperasi diperhatikan dengan memberi kredit usaha; harus jelas norma-norma kerja serta ada pelanggan yang jelas.

Menjadikan STIE AMKOP, sebagai salah satu lokomotif kebangkitan koperasi di Indonesai. Kampus berada pada ranah penyiapan SDM bidang koperasi berkualitas. Selain itu ditambah juga dengan ide dan pemikiran baru, menjadikan koperasi memiliki daya saing dalam tatanan ekonomi global yang liberal.

Memberi daya saing koperasi dan UKM menghadapi liberalisasi ekonomi, menurutnya, masih tetap dapat dilakukan, sepanjang arah kebijakan pemerintah masih tetap konsisten dan memihak kepada kelangsungan hidup dan daya saing dari koperasi dan UKM itu.

Di pelupuk mata saat ini katanya, kehadiran perusahaan retail lokal dan global sepertinya mengepung koperasi dan UKM, sehingga kalau tidak ada kemauan politik yang sangat kuat dari pemerintah melindungi koperasi dan UKM, itu berarti akan menjadi isyarat, usaha koperasi dan UKM akan mengalami kemerosotan dan ujung-ujugnya tentu gulung tikar dan tutup.

STIE Amkop yang dia pimpin, membina prodi S1 Manajemen dan Akuntasi dengan ciri khas koperasi dan UKM. Saat ini katanya sedang mempersiapkan membuka prodi S2 Manajemen. Mahasiswa saat ini berjumlah 400 orang dengan tenaga dosen 27 orang semua S2. Enam orang dosen kini sedang merampungkan studi S3. Target maba tahun 2011 sekitar 500 orang termasuk kalau syarat administrasi membuka prodi S2 sudah disetujui Dikti, maka penerimaan maba untuk program magister manajemen koperasi itu, akan menerima maba juga, katanya. (moh yahya mustafa)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar