Saudagar Bugis dikenal sebagai
entrepreneur yang ulet dan sukses. Mereka ini sering mencatat sejarah sebagai
pebisnis yang ulung, apalagi kalau meninggalkan tanah leluhur di Sulawesi
Selatan. Bugis perantauan ini pada hampir wilayah pesisir di nusantara akan
dengan mudah ditemukan orang-orang Bugis.
Tetapi para saudagar di sektor
perberasan mengalami masa pasang dan surut dan jatuh bangun dalam menggeluti
bidang usaha pada sektor pangan yang sangat menentukan hajat orang banyak.
Dosen Kopertis Wilayah IX diperbantukan
di Universitas Pepabri Dr. Ansar, MSi meraih gelar doktor antropologi ekonomi
2004 dengan disertasi ‘’ Dinamika Saudagar Bugis Dalam Perdagangan Beras
Sulawesi Selatan ‘’.
Pada disertasi dengan Promotor Prof
Dr. H. A. Karim Saleh dengan Ko-Promotor Prof. Dr. H. Abu Hamid, MA dan Prof.
Dr. Ir. H. Sofyan Djamal, MSc. Hasil penelitiannya, masa jaya saudagar beras
Bugis dirasakan ketika menguasai dunia perdagangan antar pulau dengan harga
cukup bersaing.
Sangat banyak saudagar beras berjaya
dan menguasai distribusi beras dan bisnis beras menjangkau wilayah di Kawasan
Timur Indonesia sampai masuk di Surabaya dan Jakarta serta wilayah pesisir
lainnya.
Jatuhnya usaha saudagar beras kata
pria kelahiran Barru 7 Juni 1960, ketika pemerintah terlalu jauh melakukan
intervensi pada tahun 1945 – 1950. Masa itu berlaku hukum darurat perang atau
dalam keadaan bahaya di seluruh wilayah republik. Dampak dari kondisi itu,
semua usaha-usaha bidang perekonomian, logistik, fasilitas pemasaran dan
perdagangan semuanya harus diatur negara dengan tujuan dapat terbentuk suatu
kekuatan dan ketahan nasional dalam memenangkan peperangan.
Pengaturan masalah perberasan di
masa itu, dikuasai oleh dua pihak pengadaan beras dalam negeri dikuasai oleh
pemerintah RI sedang pengadaan beras dari luar negeri dikuasai oleh penguasa
Belanda. Monopoli beras oleh negara sudah sangat kuat dirasakan dengan
melakukan kongsi dengan pihak luar negeri.
Nasib saudagar beras lokal semakin
terpuruk dan pelan-pelan berjalan menuju pada kehancuran dan harus gulung tikar
usahanya. Mereka itu hanya mampy bertahan sampai 1970. Kondisinya semakin parah
dan menurun sampai 1990 sudah betul-betul bangkrut kemudian satu persatu tutup
atau mengalihkan bidang usaha.
Sejarah memang selalu berulang.
Kondisi saat ini monopoli perberasan dalam negeri dilakukan oleh Bulog. Sedang
pengadaan beras impor juga banyak dilakukan oleh pihak luar negeri kerjasama
dengan sejumlah pedagang dalam negeri.
Sejarah Saudagar Beras
Sejarah Saudagar Beras
Disertasi ini merupakan penelitian
sejarah saudagar beras dalam mengarungi dunia bisnis dengan segara jatuh bangun
merintis dunia bisnis. Ansar lahir dan besar di Lawallu Barru kemudian tamat
SMA Parepare 1980. Kuliah di Fakultas Ekonomi Unhas dan melanjutkan lagi pada
Pascasarjana Unhas jurusan ekonomi. Dia berhasil menyelesaikan studi jenjang
strata tiga tahun 2004 setelah sebelumnya terdaftar mahasiswa doktoral 1998.
Pengalaman mengajar dijalani pada
beberapa institusi pendidikan di antaranya; Universitas Pepabri Makasar,
Universitas Atmajaya Makassar, STIE LPI Makassar, STIE Nusantara, Asmi Publik
Makassar, STIP dan STISIPOL Tanratu Pattanabali Mamuju. Menjadi Rektor Pertama
Universitas Tomakaka, Mamuju Sulawesi Barat.
Pilihan hidup menjadi dosen berarti
dituntut harus senantiasa belajar sepanjang masa. Rutinitas kehidupan berputar
pada buku, membaca, mengajar, meneliti dan menulis.
Profesi dosen termasuk cukup berat,
karena materi pembelajaran harus sesuai dengan kemajuan yang terjadi di sekitar
masyarakat.
Penyesuaian diri dengan kemajuan menjadi sebuah keharusan. Jika
tidak mampu beradaptasi dengan kemajuan itu juga kelak akan menjadi masalah,
karena tentu agak sulit melakukan transper pengetahuan yang dibutuhkan
masyarakat sesuai dengan tuntutan zamannya. (Moh Yahya Mustafa)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar