Berlalu, Kesan Dosen Profesi Alternatif
Kurun
waktu yang cukup lama, profesi dosen terkesan hanya dianggap sebagai sebuah
profesi sambilan. Seorang sarjana baru sambil menunggu peluang kerja di tempat
lain, transit sejenak menjadi dosen sambil menunggu peluang profesi dan
lapangan kerja lebih baik.
Ketua Unit Pengembangan Sumber Daya Dosen
(UPSDM) Kopertis Wilayah IX Sulawesi, Prof.Dr.Guntur Yusuf, MS, menilai pilihan
profesi menjadi dosen di masa yang lalu terkesan hanya menjadi profesi
alternatif.
‘’Karena profesi dosen terkesan demikian sehingga dalam menjalaninya
terkadang juga tidak maksimal dan proses pembelajaran tidak dipersiapkan secara
lebih profesional ‘’ tandas Guru Besar Mikrobiologi Fakultas MIPA Universitas
Islam Makassar (UIM) ini.
Cari
Dosen Sulit
Dimasa
lalu mencari dosen peserta pelatihan Pekerti, Applied Approach (AA) ,
Pengukuran Tes dan Penilaian Hasil Belajar, termasuk cukup sulit. Permintaan
Kopertis ke kampus-kampus untuk jadi peserta, kuran mendapat respon dari para
dosen. Pertimbangan dimas itu, usai pelatihan ketika kembali ke kampus kurang
mendapat respon dari pengelola kampus.
Arah kebijakan pemerintah terhadap profesi dosen beberapa tahun terakhir
mengalami perubahan, terutama pemberlakukan sertifikasi dosen dan tunjangan
bagi Guru Besar, secara perlahan menuntut peningkatan kualitas dalam proses
pembelajaran.
Regulasi yang dikeluarkan pemerintah lewat UU Guru dan Dosen,
mengharuskan profesi dosen harus
dikerjakan oleh ahlinya. Kenyataan demikian secara langsung menuntut sosok
dosen adalah orang yang betul-betul profesional pada bidangnya, termasuk formalitas
dalam jenjang pendidikan minimal harus S2, katanya.
Realitas demikian dalam dunia pendidikan
tinggi ungkap mantan Pembantu Rektor I UIM sehingga kehadiran UPSDM semakin
dibutuhkan peran dan fungsinya dalam upaya peningkatan kompetensi pedagogik
bagi para dosen, karena tujuan pembelajaran hanya dapat dicapai apabila dosen
sebagai perancang, penyelenggara dan evaluator pembelajaran memiliki kompetensi
pedagogik yang baik.
Pemberlakukan
serdos dan tunjangan Guru Besar itu, menurut alumni S3 Prodi Sumber Daya Alam
dan Lingkungan PPs IPB 2001 ini, mengharuskan profesionalisme dosen menjalani
pilihan pekerjaan itu menjadi sebuah
keharusan. Peningkatan kualitas pembelajaran di dalam dan di luar kelas setiap
saat diperlukan, guna menghasilkan alumni yang memiliki daya saing pada pasar
kerja.
Pelatihan
dan work shop yang selama kurun waktu
panjang kurang dilirik para dosen, sejak
perubahan regulasi pemerintah tersebut semakin diminati. Kopertis IX selama
puluhan tahun mengalokasikan dana pelatihan, tetapi minat dosen ikut relatif masih rendah.
Pelatihan
Mandiri
Kondisi kekinian terasa sangat jauh berubah, malah sudah banyak kampus
melaksanakan pelatihan secara mandiri dengan kerjasama UPSDM mempersiapkan
tenaga tutor yang sudah terlatih.
Gairah akademik pada kampus dengan jumlah
lepasan pelatihan Pekerti, AA dan Pengukuran juga sudah mulai dirasakan.
Persiapan pembelajaran dengan membuat GBPP dan SAP perlahan menjadi tradisi
akademik.
Dosen sebelum menjalani pembelajaan selama
satu semester mempersiapkan secara matang mata kuliah yang akan diajarkan
setiap kali pertemuan selama 16 kali. Materi yang disajikan tentu pengetahuan
terbaru dengan referensi buku, jurnal ilmiah dan sumber lainnya yang memang update.
Proses transper pengetahuan dalam pembelajaran tentu akan semakin lebih
baik kata Dosen Teladan Kopertis 1995 ini, apalagi ditunjang dengan media
pembelajaran yang semakin baik.
Pola dan proses rekruitmen dosen beberapa tahun teakhir di kampus PTS
juga semakin terbuka dan profesional, tuntutan regulasi tenaga dosen membuat
PTS membutuhkan tenaga pengajar yang kompoten pada bidang studi yang dikelola
di kampus dengan kualifikasi pendidikan minimal S2, katanya.
Perjalanan Karier
Menjadi
dosen Kopertis sejak 1983. Ikut program pencangkokan dosen muda ilmu mikorbiologi di Fakultas MIPA UGM. Sekembali dari UGM, mengabdi di kampus AIGI YPAG 1983-2002.
Sempat jadi Pudir III AIGI YPAG Makassar 1993-1997. Lanjut S2 di PPs Unhas, Pengelolaan Lingkungan Hidup.
Jenjang S3 IPB 2001, konsentrasi
Pengelolaan Sumber Daya Alam dan Lingkungan. Tahun 2003 pindah ke kampus UIM, pernah diberi amanah jadi Wakil Dekan Fakultas MIPA 2003-2004; Pembantu Rektor IV UIM 2004-2005 serta periode 2005-2007 menjadi Pembantu Rektor I UIM dan kini kembali menjadi Dekan Fakultas MIPA UIM. (moh yahya mustafa)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar