Jumat, 04 Mei 2012

Prof.Dr.H.Guntur Yusuf, MS Berlalu, Kesan Dosen Profesi Alternatif

Berlalu, Kesan Dosen Profesi Alternatif

      Kurun waktu yang cukup lama, profesi dosen terkesan hanya dianggap sebagai sebuah profesi sambilan. Seorang sarjana baru sambil menunggu peluang kerja di tempat lain, transit sejenak menjadi dosen sambil menunggu peluang profesi dan lapangan kerja lebih baik.
       Ketua Unit Pengembangan Sumber Daya Dosen (UPSDM) Kopertis Wilayah IX Sulawesi, Prof.Dr.Guntur Yusuf, MS, menilai pilihan profesi menjadi dosen di masa yang lalu terkesan hanya menjadi profesi alternatif.
     ‘’Karena profesi dosen terkesan demikian sehingga dalam menjalaninya terkadang juga tidak maksimal dan proses pembelajaran tidak dipersiapkan secara lebih profesional ‘’ tandas Guru Besar Mikrobiologi Fakultas MIPA Universitas Islam Makassar (UIM)  ini.

Cari Dosen Sulit
       Dimasa lalu mencari dosen peserta pelatihan Pekerti, Applied Approach (AA) , Pengukuran Tes dan Penilaian Hasil Belajar, termasuk cukup sulit. Permintaan Kopertis ke kampus-kampus untuk jadi peserta, kuran mendapat respon dari para dosen. Pertimbangan dimas itu, usai pelatihan ketika kembali ke kampus kurang mendapat respon dari pengelola kampus.        
        Arah kebijakan pemerintah terhadap profesi dosen beberapa tahun terakhir mengalami perubahan, terutama pemberlakukan sertifikasi dosen dan tunjangan bagi Guru Besar, secara perlahan menuntut peningkatan kualitas dalam proses pembelajaran.
      Regulasi yang dikeluarkan pemerintah lewat UU Guru dan Dosen, mengharuskan  profesi dosen harus dikerjakan oleh ahlinya. Kenyataan demikian secara langsung menuntut sosok dosen adalah orang yang betul-betul profesional pada bidangnya, termasuk formalitas dalam jenjang pendidikan minimal harus  S2, katanya.
       Realitas demikian dalam dunia pendidikan tinggi ungkap mantan Pembantu Rektor I UIM sehingga kehadiran UPSDM semakin dibutuhkan peran dan fungsinya dalam upaya peningkatan kompetensi pedagogik bagi para dosen, karena tujuan pembelajaran hanya dapat dicapai apabila dosen sebagai perancang, penyelenggara dan evaluator pembelajaran memiliki kompetensi pedagogik yang baik.
      Pemberlakukan serdos dan tunjangan Guru Besar itu, menurut alumni S3 Prodi Sumber Daya Alam dan Lingkungan PPs IPB 2001 ini, mengharuskan profesionalisme dosen menjalani pilihan pekerjaan itu  menjadi sebuah keharusan. Peningkatan kualitas pembelajaran di dalam dan di luar kelas setiap saat diperlukan, guna menghasilkan alumni yang memiliki daya saing pada pasar kerja.
      Pelatihan dan work shop yang selama kurun waktu panjang kurang dilirik  para dosen, sejak perubahan regulasi pemerintah tersebut semakin diminati. Kopertis IX selama puluhan tahun mengalokasikan dana pelatihan, tetapi minat dosen ikut  relatif masih rendah.

Pelatihan Mandiri
        Kondisi kekinian terasa sangat jauh berubah, malah sudah banyak kampus melaksanakan pelatihan secara mandiri dengan kerjasama UPSDM mempersiapkan tenaga tutor yang sudah terlatih.
        Gairah akademik pada kampus dengan jumlah lepasan pelatihan Pekerti, AA dan Pengukuran juga sudah mulai dirasakan. Persiapan pembelajaran dengan membuat GBPP dan SAP perlahan menjadi tradisi akademik.
        Dosen sebelum menjalani pembelajaan selama satu semester mempersiapkan secara matang mata kuliah yang akan diajarkan setiap kali pertemuan selama 16 kali. Materi yang disajikan tentu pengetahuan terbaru dengan referensi buku, jurnal ilmiah dan sumber lainnya yang memang update.
     Proses transper pengetahuan dalam pembelajaran tentu akan semakin lebih baik kata Dosen Teladan Kopertis 1995 ini, apalagi ditunjang dengan media pembelajaran  yang semakin baik.
      Pola dan proses rekruitmen dosen beberapa tahun teakhir di kampus PTS juga semakin terbuka dan profesional, tuntutan regulasi tenaga dosen membuat PTS membutuhkan tenaga pengajar yang kompoten pada bidang studi yang dikelola di kampus dengan kualifikasi pendidikan minimal S2, katanya.

Perjalanan Karier
       Menjadi dosen Kopertis sejak 1983. Ikut program pencangkokan dosen muda  ilmu mikorbiologi di Fakultas MIPA UGM.  Sekembali dari UGM, mengabdi di  kampus AIGI YPAG  1983-2002.  Sempat jadi Pudir III AIGI YPAG Makassar 1993-1997. Lanjut S2  di PPs Unhas, Pengelolaan Lingkungan Hidup. Jenjang S3  IPB 2001,  konsentrasi  Pengelolaan Sumber Daya Alam dan Lingkungan.
      Tahun 2003 pindah ke kampus UIM, pernah diberi amanah jadi Wakil Dekan Fakultas MIPA 2003-2004; Pembantu Rektor IV UIM 2004-2005 serta periode 2005-2007 menjadi Pembantu Rektor I UIM dan kini kembali menjadi Dekan Fakultas MIPA UIM. (moh yahya mustafa)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar