Rabu, 20 Februari 2013

Prof.Dr.Supriadi Rustad, M.Si : Ratusan Dosen Kopertis Terancam Jadi Staf Biasa


        Masa jabatan Kordinator Kopertis Wilayah IX Sulawesi, Prof.Dr.H.Muhammad Basri Wello, MA berakhir pada 2012. Calon pengganti pejabat baru definitif  belum ada, sehingga Direktur Pendidik dan Tenaga Kependidikan Ditjen Dikti Kemdiknas RI, Prof Dr Supriadi Rustad MS, ditunjuk menjadi pelaksana tugas..

        Serah terima jabatan dilakukan di kantor Kopertis Wilayah IX Sulawesi, Makassar, Kamis, 25 Januari 2013. Acara serah terima dihadiri Sespel Kopertis Wilayah IX Sulawesi Dr Ibrahim Saman MM, dan sejumlah pimpinan perguruan tinggi

        Usai pelantikan, Supriadi Rustad menegaskan,   ratusan dosen di lingkungan Kopertis Wilayah Sulawesi, terancam “turun kasta” menjadi staf biasa di perguruan tinggi masing-masing atau dipensiunkan, karena mereka masih berijazah sarjana (S1).

         UU Guru dan Dosen, pasal 46, ayat 2, mensyaratkan dosen harus memiliki kualifikasi akademik minimum lulusan program magister (S2) yang diperoleh melalui pendidikan tinggi program pascasarjana yang terakreditasi sesuai dengan bidang keahlian.

         “Di Kopertis Wilayah IX Sulawesi ,  masih ada sekitar 30 persen dosen yang belum S2 (dari total sekitar 1.500 dosen yang terdaftar.   Sebagian besar dosen yang masih berijazah S1 itu tersebar di berbagai PTS se-Sulawesi. 

Guru Besar
        Supriadi  juga mengungkapkan,  bahwa jumlah calon Guru Besar yang sudah masuk berkasnya pada Ditjen Dikti Kemdikbud RI mencapai  ratusan orang, tetapi banyak di antara mereka dikembalikan berkasnya , karena tidak memenuhi syarat atau melakukan pelanggaran. 

Setiap bulan ada sekitar 20-30 berkas pengajuan calon guru besar, tetapi hanya sekitar 30 persen yang lolos dan memenuhi syarat, sedangkan 70 persen tidak lolos sehingga syarat harus dikembalikan.

Supriadi mengungkapkan, banyaknya calon guru besar tidak lolos seleksi oleh Ditjen Dikti, terutama karena alasan pelanggaran etika dan profesionalisme, seperti pemalsuan dokumen karya ilmiah.

“Intinya adalah kejujuran. Kalau mau jadi Guru Besar, jangan macam-macamlah. Boleh mengutip pendapat orang lain, tetapi disebutkan sumbernya. Lalu gabung dengan pendapat orang lain lagi. Setelah itu, lakukanlah analisa. Hasil analisa itulah karya Anda,” tuturnya.

Ke depan, katanya, Kopertis Wilayah IX Sulawesi harus menata penilaian calon Guru Besar dengan membentuk tim yang terdiri atas para Guru Besar dan mereka dilengkapi alat canggih untuk menyeleksi karya-karya ilmiah para calon Guru Besar.

“Jadi nggak boleh lagi, setiap ada berkas calon Guru Besar langsung dikirim ke Dikti. Ya, diseleksi dulu, sehingga pekerjaan Dikti menjadi lebih ringan,” kata Supriadi.

Fisika Bumi
        Supriadi Rustad ,  lahir di Blitar 4 Januari 1960. Baik pendidikan doktoral maupun magister di bidang Fisika Bumi  ditempuh di Institut Teknologi Bandung (ITB). Adapun pendidikan S1 pada bidang pendidikan fisika ditempuh di Universitas Negeri Semarang. Sejak 2010 ia mendapat tugas tambahan sebagai Direktur Pendidik dan Tenaga Kependidikan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (Dirjen Dikti) setelah sebelumnya juga bertugas sebagai Pembantu Rektor Bidang Akademik Unnes.
 
        Di bidang Fisikan Bumi sejumlah penelitian telah dilakukan Prof. Supriadi, antara lain Active methods of monitoring volcanic activities at Merapi Using Controlled-Source Audiomagnetotellurics (CSAMT) (2000), The Application of Electromagnetic Technology and Numerical Simulation For Volcanic Energy Development (1998), Theorethical Model of Resistivity of Rocks (1998), dan Elektromagnetic Induction By A Long Horizontal Electric Dipol oleh Sumber Dipole Listrik 3-D untuk Interpretasi Data CSAMT : Studi Kasus Gunung Merapi Jawa (1999).

         Adapun di bidang pengembangan pendidikan, risetnya antara lain Paket Program Pembelajaran Mandiri (Self Regulated Learning) Berorientasi pada Virtual Reality untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Energi secara Utuhbagi mahasiswa Fisika FMIPA Unnes (2004), Revitalisasi Praktikum Fisika Dengan Laboratorium Berbasis Komputer (2002), Analisis Kinerja Akademik Universitas Negeri Semarang (2008), Model Pengelolaan Guru di Era Otonomi Daerah untuk Meningkatkan Kualitas Pendidikan (2005), Analisis Prasarana dan Sarana Pendidikan Untuk Sekolah (2004), dan Pengembangan Sistem Informasi Pendidikan (2009). (asnawin-yahya)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar