Kamis, 16 Mei 2013

Ewako PDIP Sulsel


       Puncak dinamika politik lima tahun terakhir di republik  ini adalah Pemilu 2014. Tahun politik itu menyimpan harapan dan impian banyak orang, termasuk menguji kemampuan strategi dan taktik partai untuk memenangkan pertarungan politik dalam pemilihan presiden serta anggota parlemen.

       Popularitas partai sangat ditentukan oleh perolehan dukungan suara dalam pemilu. Kerja-kerja politik selama lima tahun akan teruji dalam Pemilu 2014. Indikator keberhasilan sosialisasi dan rekruitmen partai akan terjawab dari seberap besar suara rakyat yang memberi dukungan dan terbaca dari perolehan jumlah kursi pada semua tingkat parlemen.

       Realitas politik di Sulsel, PDIP diperhadapkan pada situasi pasang dan surut dari pemilu ke pemilu. Pemilu pertama reformasi PDIP berada dalam euphoria politik sejalan transisi kekuasan dari Orde Baru ke Reformasi. Implikasi dari partai teraniaya selama rezim Orde Baru, menempatkan partai berhasil meraih 6 kursi di parlemen pada Pemilu 1999. Pemilu 2004 kembali bertambah menjadi 7 kursi dan merupakan salah satu fraksi utuh di DPRD Sulsel.

        Pemilu ketiga reformasi 2009, partai mengalami masa surut, karena hanya mampu menempatkan 3 kursi di parlemen Sulsel. Kenyataan politik demikian menjadi bahan diskusi selama lima tahun terakhir di kepengurusan partai. 

       Pengalaman masa surut itu tentu tidak boleh terulang lagi, sehingga harus bangkit minimal mengulang masa kejayaan perolehan suara. Seluruh kader dan simpatisan PDIP harus bekerja keras dan disertasi taktik politik yang strategis. PDIP Sulsel Ewako.
      Tagline PDIP Sulsel Ewako, dalam falsafah kearifan orang Bugis, merupakan bentuk jati diri lelaki Bugis untuk maju pantang mundur, jika sesuatu telah diyakini berada di jalan yang lurus dan benar.

     Falsafah penuh kearifan itu, sebenarnya memberi semangat dan mendorong motivasi agar kader dan simpatisan partai menjadi sosok petarung politik yang selalu tampil di panggung politik dan senantiasa memenangkan pertarungan politik.

      Pertarungan politik 2014 akan diuji kemampuan semangat dan jiwa petarung para kader PDIP, terutama kader yang masuk calon legislatif. Insting politik seorang petarung akan diuji coba dalam Pemilu 2014 , mampukah meraih dukungan siginifkan, atau hanya sekedar cerita kosong.

       Jalan panjang menuju parlemen tidak segampang membalikkan tangan, tetapi butuh ketepatan strategi, proses komunikasi politik yang handal serta modal sosial dan jaringan sosial juga harus kuat dan tajam.

      Kader yang tidak bekerja keras dan tidak membangun jaringan dan modal sosial sejak dari awal, maka hampir pasti kader bersangkutan pasti hanya akan menjadi belo-belo (asesoris politik), namanya sekadar dicantumkan dalam urutan nomor urut, tetapi tidak mampu meraup dan mendapat dukungan riel dari masyarakat di sekitarnya.

      Waktu belum terlambat untuk mengencangkan jaringan dan modal sosial itu, agar simpati politik masyarakat semakin kuat. Jika kerja politik lebih maksimal dilakukan ditambah perilaku elite partai yang memihak dan senantiasa memperjuangkan rakyat, maka peluang PDIP menjadi peraih suara mayoritas boleh saja akan tercapai. Sekali lagi …. Ewako PDI Perjuangan Sulsel. ***

Tidak ada komentar:

Posting Komentar