Ikhtiar dari awal ketika merintis pembukaan kampus adalah ingin mencetak sumber
daya manusia lebih berkualitas. Alumni yang dihasilkan kampus akan berdaya
saing tinggi, jika kualitas proses pembelajaran menjadi jadi skala
prioritas.
Yayasan secara rutin berusaha menyajikan proses pembelajaran lebih
berkualitas. Kurikulim disesuaikan tuntutan zaman, sarana laboratorium dan
perpustakaan terus disempurnakan. Demikian ditegaskan Ketua Yayasan Haji Abdul
Rahman Buton mengelola STIKES IST Buton, Hj. Asna Alimuddin, SE, MM,
kepada Majalah Dunia Pendidikan akhir Pebruari 2015.
Dijelaskan, pembenahan dan peningkatan kualitas pembelajaran, secara kontinyu
dilakukan. Kebijakan itu sejalan tuntutan dari masyarakat, akan kehadiran sosok
sumber daya manusia berkulitas di bidang kesehatan terutama di wilayah Buton
Raya.
Pihak yayasan telah membuka klinik kesehatan di Baubau dan
ditargetkan dua tahun ke depan akan menyebar pada 6 kabupaten di wilayah Buton
Raya termasuk di Kabupaten Buton, Wakatobi, Buton Utara, Ruton Tengah, Buton
Selatan.
Kehadiran klinik kesehatan, sisi lain membantu bagi mahasiswa melakukan praktek
dan riset. Selama ini dirasakan cukup jadi kendala keterbatasan lahan praktek.
Kehadiran klinik kesehatan yang kelak perlahan beralih jadi rumah sakit, sangat
membantu mahasiswa menyelesaikan jenjang studinya sekaligus memperkuat
daya saing civitas akademika, tandas wanita kelahiran Buton, 29 Desember 1966
ini.
Satu-satunya di Buton Raya
Operasional klinik kesehatan itu, menjadika STIKES IST Buton merupakan
satu-satunya kampus kesehatan di Buton Raya memiliki klinik kesehatan yang
sangat memudahkan dalam proses pembelajaran bagi mahasiswa dan dosen melakukan
praktek dan kegiatan pembelajaran lainya.
Kehadiran klinik kesehatan menjadi lahan praktek civitas akademika kampus,
memudahkan dan meningkatkan kualitas pembelajaran. Lahan praktek yang dimiliki
kampus itu sisi lain berdampak pada kualitas luaran alumni yang semakin berdaya
saing dan berkualitas, tandas alumni AIGI YPAG Makassar ini.
Layanan kesehatan diberikan klinik dikelola kampus, pada sisi lain sekaligus
menjadi bagian dari pengabdian pada masyarakat. Keterbatasan daya jangkau dan
pelayanan dari pusat pelayanan kesehatan dikelola pemerintah, sehingga
kehadiran klinik kesehatan tersebut, menjadi bagian dan peran kampus
bersama pemerintah meningkatkan derajat kesehatan dan peningkatan kualitas
hidup rakyat, tegasnya.
Klinik kesehatan itu menjadikan mahasiswa semakin terampil dan cerdas dan
berkarakter di dalam menjalani proses pembelajaran. Teori-teori yang
diperoleh selama di ruang kelas, akan dipraktekkan di lapangan dengan bimbingan
para dosen dan senior mereka dari kampus yang direkrut mengelola dan
menjalankan klinik kesehatan tersebut.
Pada sisi lain kehadiran klinik itu di pelosok Buton
Raya, menjadi sarana promosi dan publikasi kampus. Apalagi kalau pelayanan
kesehatan diberikan dinilai berkualitas dan berperikemanusiaan, maka pasien
yang pernah di rawat akan menyebarkan informasi dan cerita tentang klinik
kesehatan yang dikelola kampus, tandas Asna.
Rumah Sakit Swasta Pertama
Rencana lain
dari yayasan adalah mendirikan Rumah Sakit Pendidikan diberi nama RS Abdul
Rahman. Izin operasional dari pihak terkait sedang dirampungkan. Jika perizinan
dan berkas lain sudah rampung maka pembangunan fisik akan segera dilakukan
2015.
Rumah sakit itu semakin memberi daya saing kampus dan alumni yang dihasilkan.
Lahan praktek semakin lebih lengkap serta tenaga dokter spesialis dan tenaga
kesehatan lainnya semakin banyak membagi ilmu kepada mahasiswa. Sisi lain
kehadiran rumah sakit itu memberi nilai tambah bagi masyarakat Buton Raya,
tegasnya.
Sesuai tuntutan zaman, harus ramah dan
mengusai teknologi informasi, maka kampus jauh-jauh hari menerapkan proses
pembelajaran dengan sistem, pembelajaran online E-learning Stikes
IST Buton. Program ini dirancang untuk kebutuhan informasi pendidikan,
menambah pengetahuan, interaksi antara mahasiswa dengan dosen, interaksi sesama
dosen dan meningkatkan kualitas dosen dan mahasiswa melalui pembelajaran
elektronik online, katanya.
Pola pembelajaran ramah teknologi informasi, lebih dini diperkenalkan
kepada civitas akademika kampus, agar mereka memiliki keterampilan dan
daya saing, ketika para alumni diperhadapkan dengan pasar kerja yang sangat
keras dan tajam persaingannya.
Sarana dan prasaran teknologi informasi dipersiapkan dan dibenahi
setiap saat dengan harapan, civitas akademika tidak sampai ketinggalan dalam
kemajuan dan perkembangan teknologi informasi bidang kesehatan. Selain itu
sarana laboratorium untuk semua prodi yang dibina, juga menjadi prioritas
utama.
Laboratorium kesehatan setiap waktu disempurnakan dengan melakukan
pengadaan alat-alat kesehatan terkini. Selain laboratorium, pihak yayasan juga
sangat memperhatikan perpustakaan kampus dengan koleksi buku, jurnal ilmiah dan
terbitan lainnya terkait masalah-masalah kesehatan.
Menjaga kualitas alumni adalah fokus dan sasaran yang menjadi tujuan utama
ketika memulai merintis pendirian kampus. Tenaga kesehatan yang dicetak
tersebut setiap saat bersentuhan dengan nyawa orang, sehingga
keterampilan dan pengetahuan memberi pelayanan bidang kesehatan betul-betul
professional pada bidangnya, tandas Asna.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar