Keseringan
melakukan perjalanan di pelosok wilayah Sulsel, sehingga dapat secara langsung
melihat dengan mata kepala dan mata hati, betapa dahsyat dan kerasnya derita yang dialami oleh masyarakat.
Mendorong percepatan peningkatan kesejahteraan
rakyat tidak dapat dilakukan hanya dengan retorika politik ,tetapi butuh kerja
nyata lewat proses pengambilan kebijakan di tingkat parlemen dan eksekutif.
Demikian ditegaskan Caleg DPR RI Dapil 1 Sulsel, Boby Patompo.
Realitas sosial penderitaan masyarakat tersaji di pelupuk mata setiap
orang, memanggil jiwa raga dari kalbu yang paling dalam untuk ikut mengambil peran dalam
proses politik lewat kerja di legislatif.
‘’Pilihan menjadi caleg lewat PDIP, karena ideologi serta visi dan misi
partai sangat sejalan dengan keinginan hati kecilku yang terdalam untuk selalu bersama dan
berjuang dengan rakyat kecil yang senantiasa didera dengan persoalan kemiskinan
struktural, tandas Boby.
Perjuangan politik lewat partai politik, termasuk salah satu alternatif
melakukan percepatan meningkatkan kualitas dan kesejahteraan rakyat terutama
mereka yang hidup dalam denyut kemiskinan, ketertinggalan dan kebodohan.
Proses perubahan hidup rakyat
secara lebih baik dan menjanjikan, akan lebih cepat terwujud jika
dilakukan lewat sistem politik formal. Perjuangan politik itu lewat pembentukan
regulasi berupa UU dan sejenisnya tentu akan semakin lebih nyata dan riil dapat
tercapai.
Kenyataan demikian ungkap salah seorang putra mantan Walikota Makassar,
populer dan monumental ini, H.Dg. Patompo ini, lebih memudahkan memperjuangkan aspirasi dan
keinginan dari rakyat kecil tersebut.
Pilihan pada nomor 5 Dapil I Sulsel DPR RI, bagi Bobby memiliki arti
tersendiri, lima bisa berarti lima sila dar Pancasila serta lima kali salat sehari
semalam. Pemilih pada kabupaten dan kota yang menjadi dapilnya tetap akan
memberi dukungan secara maksimal.
Masa kampanye akan langsung bersentuhan dengan konstituen pemilih,
simpatisan dan pemilih pemula pada wilayah yang menjadi dapilnya yakni,
Makassar, Gowa, Takalar, Jeneponto, Bantaeng, Bulukumba dan Selayar.
Persentuhan Boby dengan PDIP sebenarnya sudah cukup lama bertepatan
puncak reformasi 1998, salah satu hotelnya terletak di Jl. Jenderal Sudirman di
masa puncak reformasi itu menjadi markas para pejuang reformasi. Pada era perjuangan meruntuhkan rezim Orde
Baru, Boby juga hadir dengan tokoh reformis lainnya dari berbagai kalangan dan
unsur di tengah masyarakat.. (yahya-ulla-tika)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar