Lingkungan
keluarga yang cukup kental dengan dunia pendidikan di masa kecil, menjadikan
Rektor Universitas Al Asyariah Mandar (UNASMAN) Sulawesi Barat, Dra.Hj. Chuduriah
Sahabuddin, M.Si, mengikuti jejak orang tuanya, Guru Besar IAIN Alauddin Makassar,
Prof.Dr.K.H.Sahabuddin, MA, sebagai guru kelak di kemudian hari.
Masa-masa
kecil Chuduriah, dijalani di Kota Makassar dan beberapa kota di Kawasan Timur Indonesia,
mengikuti orang tua yang
berpindah-pindah tugas menjadi dosen pada beberapa perguruan tinggi cabang IAIN
Alauddin Makassar di masa lalu. Setamat SMA 1991 dia lanjut kuliah di IKIP Ujungpandang.
Usai merampungkan studi di kampus yang kemudian beralih status menjadi
Universitas Negeri Makassar (UNM) ini, wanita kelahiran Makassar ini, diterima
menjadi guru SMA 19 Makassar sejak tahun 1998.
Disela waktu mengajar di SMA, dia juga
terkadang ke Polman ikut bapak mengajar di kampus yang kelak menjadi cikal
bakal UNASMAN. Universitas swasta yang cukup besar ini, dirintis pembukaannya
oleh almarhum Prof.Dr. Sahabuddin yang juga salah seorang Annang Guru Tarekat
Kadariyah untuk wilayah Sulawesi Barat dan sekitarnya.
Perjalanan waktu di kemudian hari, dia memilih beralih status dari guru
menjadi Dosen Kopertis Diperjakan (DPK)
dan di tempatkan di UNASMAN. Peralihan status itu kemudian memfokuskan waktu
dan pikiran untuk mengelola dan mengembangkan kampus UNASMAN.
Sejak diberi amanah menjadi rektor pada 2010, maka skala perioritas yang
segera ditempuh melakukan konsolidasi serta melakukan penataan pengelolaan agar
kualitas pelayanan setiap saat tersaji secara lebih profesional.
Daya
Saing Kampus
Daya
saing kampus terus ditingkatkan dengan
melakukan kebijakan mendorong para dosen lanjut studi S2 dan S3 pada beberapa
kampus pengelola pascasarjana di Makassar dan kota-kota lainnya. Sumber daya
dosen kata, magister ilmu komunikasi PPs Unhas ini, merupakan faktor sangat
dominan dalam pengelolaan kampus.
Pemberlakukan UU Guru dan Dosen sudah tidak dapat ditawar lagi, sehingga
antisipasinya, memberi motivasi dan mendorong semua dosen tetap yayasan untuk
melanjutkan jenjang studi sesuai tuntutan dalam regulasi penyediaan tenaga
dosen.
Kondisi riel saat ini, jumlah
dosen tetap mencapai 105 orang dengan kualifikasi pendidikan, S2 berjumlah 27,
S3 sebanyak 1 orang serta sisanya 77 orang masih berstatus S1. Para dosen
berjenjang S1 kini mayoritas sedang merampungkan studi S2. Demikian halnya
dosen S2 ada empat orang lanjut S3, tiga orang di PPs UNM serta satu orang di
PPs UMI Makassar.
Tenaga dosen tersebut merupakan asset dan
faktor sangat dominan dalam menentukan perjalanan kampus ke depan. Kebijakan
dijalankan memenej para dosen dengan
berbagai macam karakter dan latar belakang, setiap saat menanamkan kepada para
dosen rasa memiliki kampus sehingga semangat dan motivasi mendidik anak-anak
bangsa senantiasa bersemangat tinggi.
Kurikulum pembelajaran kata Kordinator APTISI Wilayah Sulawesi Barat
ini, setiap saat dibenahi dengan sebuah harapan, agar materi yang diberikan
kepada mahasiswa dan tuntutan
masyarakat, senantiasa selalu bersinergi, agar kelak para alumni ketika
diperhadapkan dengan pasar kerja, betul-betul memiliki daya saing yang cukup
tinggi, katanya.
Merintis
Pascasarjana
Prodi yang dikelola kampus
saat ini berjumlah 12, prodi tersebut telah mendapat pengakuan akreditasi dari
BAN-PT. Prodi yang dibina itu terdiri
atas, kesehatan masyarakat, agribisnis, agroteknologi, peternakan, tehnik
informatika, sistem informasi, ilmu pemerintahan, ilmu komunikasi, pendidikan
matematika, PPKN, pendidikan bahasa dan sastera Indonesia, ekonomi Islam
(muamalah), tandas satu-satunya rektor perempuan di wilayah Sulawesi Barat ini.
Kerja keras seluruh civitas akademika sehingga di antara 12 prodi yang
dibina, dua di antaranya yakni, PPKN serta Agroteknologi telah mendapat nilai B
dari BAN-PT. Pemberian legitimasi tersebut membuat kedua prodi itu terbuka
jalan untuk merintis membuka program pascasarjana.
Kendala masih menjadi tantangan saat ini adalah keterbatasan sumber daya
dosen yang berkualifikasi jenjang pendidikan S3. Masalah demikian terus
mendapat perhatian dan skala prioritas untuk dicarikan jalan keluar termasuk
mencari tenaga dosen berkualifikasi S3 serta menanti para dosen-dosen yang
sedang lanjut S3 yang segera merampungkan studinya.
Pembukaan
S2 untuk kedua prodi itu menurut mahasiswa S3 Ilmu Sosiologi PPs UNM ini, semakin
kuat dari masyarakat Sulbar, terutama dari para alumni yang telah mengabdi
menjadi guru atau profesi lainnya pada instansi pemerintah dan swasta.
Target lain yang menjadi skala prioritas yakni, ketika prodi S2 sudah
terbuka, maka secara perlahan akreditasi semua prodi terus di tingkatkan, agar
kampus juga dapat meraih akreditasi institusi, tandasnya. (moh yahya mustafa)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar