Warga Makassar pamiliar dengan nama
Jalan Sembilan. Begitu disebut nama jalan ini, orang sudah bisa langsung menebak, kalau yang dimaksud
itu adalah jalan tempat orang menjual
kambing. Tapi apakah juga mereka
mengetahui sejak kapan jalan itu jadi lokasi
tempat menjual kambing, begitupun dengan orang yang pertama kali membuka
akses jual beli kambing di lokasi yang tidak jauh dari kampus lama Universitas
Hasanuddin dan Universitas Sawerigading
Makassar.
WARTA Sawerigading melakukan
investigasi, rupanya Daeng Nanjeng (57), adalah orang pertama menjual kambing tepatnya sekitar tahun 70-an. Daeng Nanjeng, melanjutkan usaha orang tuanya. Sebebelumnya menjual di sekitar Pasar Sentral Makassar, dekat Jalan
Bulusaraung.
Ayah dari tujuh anak ini, bisa dijumpai di Jl.
Sembilan menunggu pembeli. Dia tidak berdomisili di lokasi tersebut. Pria
kelahiran 1956, tinggal di Baraya. Kalau
menjelang sore, pulang bersama kambing jualan diamankan ke rumahnya . Keesokan harinya, kembali dihalau ke Jalan Sembilan.
Dia tidak mengetahui, kapan pertama
kali menjual kambing. Tapi dia hanya memprakirakan sekitar tahun 70-an.
Sekarang ini dia bukan lagi seorang diri, tapi sudah ada penjual lainnya
menempati lokasi disekitar Jl Masjid Raya tersebut.
Setiap hari sebelum kambingnya dipulangkan,
lokasi penjualan dibersihkan kotorannya. Dia dibantu dua orang anak buahnya, salah satu di antaranya
adalah Attung (pengembala kambing). Attung membantu, membersihkan sisa kotoran kemudian
memberikan makan dan memulangkan ke kandang.
Attung masih duduk dibangku sekolah. Setelah pulang
sekolah baru menjadi gembala kambing.
Attung tidak mendapatkan gaji tetap dari Daeng Nanjeng, tapi biaya sekolah
mereka semua telah ditanggung.
Tidak hanya Attung, pengembala sebelumnya, juga dibantu uang sekolah. Ada tiga orang pembantu sudah tamat SMA. Mereka semua sudah bekerja jadi
pelayan di toko . “ Attung dibantu dua orang tenaga kerja yang diambil dari
penduduk sekitar. Tugasnya memasukkan kambing ke kandang yang berkeliaran di luar, memberi makan, serta
membersihkan kotoran,”ujar Daeng Nanjeng.
Makanan kambing tidak terlalu sulit diperoleh,
karena rumput bisa didapat tidak jauh
dari lokasi, ditambah kulit pisang dari penjual pisang epe dari Pantai
Losari serta sisa-sisa sayuran dari
Pasar Terong dan Pasar Kalimbu. (ulla-yahya-ahdan)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar