Kamis, 27 Maret 2014

Aiptu Husain: Kampung Layang Relatif Aman



Kelurahan Layang relatif aman.  Penduduknya padat  mencapai 9 ribu-an  jiwa tapi nyaris tak ada gangguan keamanan.   Situasi aman ini tidak begitu saja tercipta jika saja didalamnya tidak ada peran  pemerintah dan  kesadaran tinggi dari masyarakat akan pentingnya menjaga keamanan dan keteriban bersama.

           Binmas Kelurahan Layang Aiptu Husain, sudah tiga tahun bertugas  mengakui, soal gangguan keamanan relatif  tidak ada. Kalaupun ada sifatnya kecil-kecil, tidak sampai mengancam ketenangan orang banyak. Ini semua  tidak lepas adanya kedekatan pemerintah dengan masyarakat. Disamping itu rutin dilakukan penyuluhan kepada masyarakat mulai dari RT, RW hingga pada tingkat kelurahan.  Melibatkan pula tokoh masyarakat, tokoh pemuda, tokoh agama dan  lembaga sosial.

           Husain  mulai dinas di kepolisian sejak 1987, merasa beryukur karena wilayah tugas,  masyarakatnya  religius. Masyarakatnya tidak mudah terprovikasi dengan isu yang tidak jelas informasinya. Makanya Layang kampung yang aman. Masyarakatnya tenang sehingga perjalanan aktivitas kesehariannya berjalan lancar.

           Sekadar mengetahui  perjalanan dinas ayah empat anak ini di kepolisian, pernah  bertugas di Wamena Irian Jaya (1988-2001), setelah itu pindah ke Polda Sulsel dan ditempatkan di Polsek Bontoala (2001-2010), kemudian pindah-pindah di Polsek Mariso (2010-2012), Binmas Kelurahan Layang 2012 hingga sekarang.   

           Husain yang Kelahiran 11 November 1964 Makassar, mengaku awalnya tidak pernah bercita-cita menjadi polisi. Hanya karena kebetulan tetangganya menyuruh saya masuk mendaftar jadi polisi makanya saat  dibuka penerimaan  mencoba mendaftar dan diterima dan sekarang jadi polisi. Pengalaman kerja ditempat terpencil  saat masih ditugaskan di Wamena sangat berbeda.

           Di Wamena  semua fasilitas terbatas kadang-kadang jalan kaki ke tempat kerja karena kendaraan terbatas. Sarana pendidikan juga sangat terbatas makanya bila berbicara pendidikan sangat rendah. Makanya tingkat kriminalitas di Wamena saat itu masih cukup tinggi, utamanya perang-perang antar kelompok atau antar kampung, kasus pencurian dan kasus asusila. Disana menggunakan hukum adat. Siapa yang melanggar akan dikenakan sanksi berdasarkan ketentuan adat. Disisi lain Wamena menarik karena banyak pula dihuni oleh pendatang sehingga sekalipun bertugas dihutan merasa tidak sepi.(ulla-yahya)   
  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar