Kamis, 27 Maret 2014

Ny. Norma Syahrir Wahab Belajar dari Pengalaman Hidup

 

          Pendidikan formal yang rendah mulai dirasakan oleh  Norma Syahrir Wahab sebagai penghalang dalam menapak karier. Saat diajak oleh Ketua DPD Partai Hanura Sulsel, Ibu Hj Dewi Yasin Limpo pada Pemilu 2009,  untuk bergabung  menjadi calon legislatif di Partai Hanura, istri bupati Selayar ini menolak. 


          Ajakan ibu Dewi ini bukan tanpa hitungan politik yang matang. Paling tidak  jika  istri bupati ini mencaleg di Hanura maka dapat dipastikan peluangnya besar lolos di parlemen saat itu atau paling tidak  perolehan suara partai rintisan Wiranto ini akan  terdongkrak.  Namun Norma ketika itu mulai sadar  kalau dirinya tidak bisa karena tidak memiliki ijazah yang dipersyaratkan sebagai seorang  caleg . Pada tahun 2009, Syahrir Wahab  ketika itu belum menjadi ketua DPD II Golkar Kab. Selayar.

         Sekarang ini  pendidikan formal  terkadang  menjadi  ukuran  kapabilitas yang dimiliki seseorang. Walaupun sesungguhnya  kapasitas  dan  kemampuan dimiliki Ibu Norma Syahrir Wahab  tidak disangsikan lagi. Apalagi kalau hanya  disandingkan dengan  caleg lainnya. Malah kalau berbicara pengalaman, Norma ini  sarat pengalaman. 

          Sebelum menjadi istri bupati  pengalaman mendampingi suami sebagai pejabat  dibeberapa tempat membuat dirinya semakin percaya diri. Mulai dari Makassar  sebagai istri  sisten Sekkot Makassar.  Ketika Syahrir Wahab  menjadi asisten di Makassar,  malah paling sering dipercaya  mendampingi istri  Walikota  Suwahyo kala itu,  dalam hampir semua kegiatan pemerintah kota, ketimbang dengan istri asisten lainnya. Dan kemudian ketika menjadi Sekda di Kab. Jeneponto sebagai ketua Dharma wanita Persatuan, pengalaman nya semakin mantap.

            Wanita kelahiran  6 Januari 1955, disela-sela kesibukannya yang padat  sebagai  istri bupati  memutuskan melanjutkan pendidikan dibangku kuliah, tepatnya  di Universitas Sawerigading  (UNSA) Makassar, FISIP jurusan Ilmu Administrasi. Pilihan kuliah   karena  ingin menambah  pengetahuan dan keterampilan. Sebelum memutuskan lanjut kuliah, Norma lebih dahulu meminta izin  sang suami  yang juga Bupati Selayar saat ini. Alhamdulillah bapak merestui, katanya. 

            Norma menyadari  melanjutkan pendidikan dibangku kuliah, apalagi jarak Selayar dengan Makassar sangat jauh,  maka dia harus pandai-pandai mengatur waktu, kapan waktu kuliah dan kapan tugas sebagai istri bupati harus dijalankan. “Karena dapat mengatur waktu dengan baik, maka  selama ini tidak ada kegiatan yang dikorbankan,”tutur Norma .
   
Pengalaman Berharga
           Menjadi  istri seorang pejabat  cukup banyak pengalaman berharga  yang bisa dipetik, salah satunya adalah  pengembangan wawasan. Ketika suaminya Syahrir Wahab  jadi asisten  di Kota Makassar, dalam kapasitasnya  sebagai istri seorang  asisten  Sekkot, Norma punya pengalaman sangat berharga.  Selama suaminya menjadi  asisten,  Norma sering diminta  oleh  istri walikota  (Ibu Suwahyo)  untuk mendampingi dalam berbagai kegiatan . Tidak sekadar  mendampingi tapi terkadang  dipercaya untuk turun langsung  mengatur  acara yang dilakukan oleh ibu-ibu Dharma Wanita. 

Setelah  menjadi asisten ,  Syahrir Wahab kemudian dipindahtugaskan ke Jeneponto   menjadi Sekda. Saat di Jeneponto kegiatan Norma semakin padat. Kalau sebelumnya hanya  bertugas  mendampingi  istri walikota maka sekarang  malah dirinya yang balik didampingi untuk kegiatan PKK maupun Dharma Wanita.  Sejak itulah Norma banyak tampil membawakan sambutan dihadapan orang banyak.

Makanya setelah menjadi istri bupati Selayar sampai sekarang ini, tidak banyak mengalami kesulitan, karena pengalamannya yang begitu banyak,  mulai di Makassar,  kemudian Jeneponto membuatnya di Selayar tidak lagi menemui kesulitan.  Terkadang dalam acara tertentu dirinya harus turun tangan mengatur acara tersebut.   Biasanya jika sudah turun tangan hasilnya lebih baik. “Ini  saya bisa lakukan dengan baik  pekerjaan tersebut karena sudah banyak pengalaman,”ujar Norma.

Merakyat
Selain sebagai pendamping suami, dirinya juga sering dipercaya menjadi narasumber dalam sebuah acara di daerah. Norma dalam membawakan materi, tidak seperti orang yang hanya tamatan sekolah menengah atas atau setingkat SMA atau  sederajat. Biasanya dalam suatu acara Norma Syahrir Wahab, panitia hanya memberi waktu setengah jam untuk memberikan materi.

 Norma  malah  membawakannya bisa sampai berjam-jam dan tidak membosangkan.  Dalam membawakan materi,  tidak semata bercerita teori tapi lebih pada fakta lapangan. “Sebagai seorang istri bupati yang dikenal merakyat ini sudah hampir seluruh desa telah dikunjunginya bahkan sampai bermalam di lokasi,”tutur Norma.

Bahkan orang dekat Norma yang ditanya, salah satu di antaranya adalah istri  Kepala Dinas Perhubungan Kab. Selayar, merasa senang mendampingi istri bupati dalam hal ini (Norma Syahrir Wahab). Dikatakan  kalau diundang oleh masyarakat, dalam acara pesta, sesibuk apapun dia, masih tetap menyempatkan diri untuk hadir.

 Kalau pun pada hari hanya tidak sempat maka biasanya sebelum hari H acara itu mereka datang. Menurut istri kadis perhubungan tersebut, ini bentuk silaturahmi yang sangat kuat. Makanya istri bupati ini dikenala di Selayar ibu bupati yang sangat merakyat. “Sangat jarang kita jumpai seorang istri bupati  di zaman sekarang ini yang bisa sama dengan ibu Norma,”puji istri kadis tersebut.

Sebenarnya bukan saja para istri kadis yang memujinya, tapi masyarakat umum juga  demikian. Karenanya,  sangat optimis  Norma Syahrir Wahab, bisa lolos di parlemen, karena sangat merakyat dan disukai  masyarakat Selayar. Norma jadi calon legislatif Partai Golkar dengan nomor urut 1, Daerah Pemilihan, Kec. Benteng, Haru dan Bontosikuyu. (ulla-jum/yahya)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar