Pendidikan formal yang rendah mulai dirasakan oleh Norma Syahrir Wahab sebagai penghalang dalam
menapak karier. Saat diajak oleh Ketua DPD Partai Hanura Sulsel, Ibu Hj Dewi
Yasin Limpo pada Pemilu 2009, untuk bergabung
menjadi calon legislatif di Partai
Hanura, istri bupati Selayar ini menolak.
Ajakan
ibu Dewi ini bukan tanpa hitungan politik yang matang. Paling tidak jika
istri bupati ini mencaleg di Hanura maka dapat dipastikan peluangnya
besar lolos di parlemen saat itu atau paling tidak perolehan suara partai rintisan Wiranto ini
akan terdongkrak. Namun Norma ketika itu mulai sadar kalau dirinya tidak bisa karena tidak memiliki
ijazah yang dipersyaratkan sebagai seorang
caleg . Pada tahun 2009, Syahrir Wahab ketika itu belum menjadi ketua DPD II Golkar
Kab. Selayar.
Sekarang ini pendidikan formal terkadang menjadi
ukuran kapabilitas yang dimiliki
seseorang. Walaupun sesungguhnya kapasitas
dan kemampuan dimiliki Ibu Norma
Syahrir Wahab tidak disangsikan lagi.
Apalagi kalau hanya disandingkan
dengan caleg lainnya. Malah kalau
berbicara pengalaman, Norma ini sarat
pengalaman.
Sebelum menjadi istri bupati pengalaman mendampingi suami sebagai pejabat dibeberapa tempat membuat dirinya semakin
percaya diri. Mulai dari Makassar
sebagai istri sisten Sekkot Makassar. Ketika Syahrir Wahab menjadi asisten di Makassar, malah paling sering dipercaya mendampingi istri Walikota Suwahyo kala itu, dalam hampir semua kegiatan pemerintah kota,
ketimbang dengan istri asisten lainnya. Dan kemudian ketika menjadi Sekda di
Kab. Jeneponto sebagai ketua Dharma wanita Persatuan, pengalaman nya semakin
mantap.
Wanita kelahiran 6 Januari 1955, disela-sela kesibukannya yang
padat sebagai istri bupati memutuskan melanjutkan pendidikan dibangku
kuliah, tepatnya di Universitas Sawerigading (UNSA) Makassar, FISIP jurusan Ilmu
Administrasi. Pilihan kuliah karena ingin menambah pengetahuan dan keterampilan. Sebelum
memutuskan lanjut kuliah, Norma lebih dahulu meminta izin sang suami
yang juga Bupati Selayar saat ini. Alhamdulillah bapak merestui, katanya.
Norma menyadari melanjutkan
pendidikan dibangku kuliah, apalagi jarak Selayar dengan Makassar sangat
jauh, maka dia harus pandai-pandai
mengatur waktu, kapan waktu kuliah dan kapan tugas sebagai istri bupati harus
dijalankan. “Karena dapat mengatur waktu dengan baik, maka selama ini tidak ada kegiatan yang dikorbankan,”tutur
Norma .
Pengalaman
Berharga
Menjadi istri seorang pejabat cukup banyak pengalaman berharga yang bisa dipetik, salah satunya adalah pengembangan wawasan. Ketika suaminya Syahrir
Wahab jadi asisten di Kota Makassar, dalam kapasitasnya sebagai istri seorang asisten
Sekkot, Norma punya pengalaman sangat berharga. Selama suaminya menjadi asisten,
Norma sering diminta oleh istri walikota (Ibu Suwahyo) untuk mendampingi dalam berbagai kegiatan .
Tidak sekadar mendampingi tapi terkadang
dipercaya untuk turun langsung mengatur
acara yang dilakukan oleh ibu-ibu Dharma Wanita.
Setelah menjadi asisten , Syahrir Wahab kemudian dipindahtugaskan ke
Jeneponto menjadi Sekda. Saat di Jeneponto kegiatan
Norma semakin padat. Kalau sebelumnya hanya bertugas mendampingi
istri walikota maka sekarang
malah dirinya yang balik didampingi untuk kegiatan PKK maupun Dharma
Wanita. Sejak itulah Norma banyak tampil
membawakan sambutan dihadapan orang banyak.
Makanya setelah menjadi istri
bupati Selayar sampai sekarang ini, tidak banyak mengalami kesulitan, karena
pengalamannya yang begitu banyak, mulai
di Makassar, kemudian Jeneponto
membuatnya di Selayar tidak lagi menemui kesulitan. Terkadang dalam acara tertentu dirinya harus
turun tangan mengatur acara tersebut.
Biasanya jika sudah turun tangan hasilnya lebih baik. “Ini saya bisa lakukan dengan baik pekerjaan tersebut karena sudah banyak
pengalaman,”ujar Norma.
Merakyat
Selain sebagai pendamping
suami, dirinya juga sering dipercaya menjadi narasumber dalam sebuah acara di
daerah. Norma dalam membawakan materi, tidak seperti orang yang hanya tamatan
sekolah menengah atas atau setingkat SMA atau sederajat. Biasanya dalam suatu acara Norma
Syahrir Wahab, panitia hanya memberi waktu setengah jam untuk memberikan
materi.
Norma
malah membawakannya bisa sampai
berjam-jam dan tidak membosangkan. Dalam
membawakan materi, tidak semata
bercerita teori tapi lebih pada fakta lapangan. “Sebagai seorang istri bupati
yang dikenal merakyat ini sudah hampir seluruh desa telah dikunjunginya bahkan
sampai bermalam di lokasi,”tutur Norma.
Bahkan orang dekat Norma yang
ditanya, salah satu di antaranya adalah istri
Kepala Dinas Perhubungan Kab. Selayar, merasa senang mendampingi istri
bupati dalam hal ini (Norma Syahrir Wahab). Dikatakan kalau diundang oleh masyarakat, dalam acara
pesta, sesibuk apapun dia, masih tetap menyempatkan diri untuk hadir.
Kalau pun
pada hari hanya tidak sempat maka biasanya sebelum hari H acara itu mereka datang.
Menurut istri kadis perhubungan tersebut, ini bentuk silaturahmi yang sangat
kuat. Makanya istri bupati ini dikenala di Selayar ibu bupati yang sangat
merakyat. “Sangat jarang kita jumpai seorang istri bupati di zaman sekarang ini yang bisa sama dengan
ibu Norma,”puji istri kadis tersebut.
Sebenarnya bukan saja para
istri kadis yang memujinya, tapi masyarakat umum juga demikian. Karenanya, sangat optimis Norma Syahrir Wahab, bisa lolos di parlemen,
karena sangat merakyat dan disukai
masyarakat Selayar. Norma jadi calon legislatif Partai Golkar dengan
nomor urut 1, Daerah Pemilihan, Kec. Benteng, Haru dan Bontosikuyu. (ulla-jum/yahya)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar