Drs.Arda Senaman, M.Si (kedua dari kiri) foto bersama dengan teman kuliah S3 Sosiologi di PPs UNM Gunungsari Makassar. Dari kanan, Frenky, Ambo upe, Abdullah Rahim, Rosnawati, Chuduriah, Ferawaty, Maemunah, Ahmad Al Yakin.
Empat
belas tahun terakhir ini, warga
Manggarai perantauan yang tinggal di Makassar, secara rutin setiap tahun
menggelar turnamen sepak bola Komodo Cup. Turnamen ini diikuti kesebelasan
warga Manggarai di Makassar.
Peserta
turnamen adalah utusan dari masing-masing kecamatan yang ada di Manggarai.
Demikian ditegaskan Ketua Komisi Pertandingan, Drs.Arda Senaman, M.Si di
Makassar, Rabu 2 Juli 2014.
Dijelaskan, tahun 2014 turnamen dikuti 32 kesebelasan. Ketika awal mula
dilaksanakan tahun 2000, jumlah kesebelasan ikut ambil bagian sebanyak 12
peserta. Rentang waktu satu dasawarsa lebih, jumlah peserta mengalami
peningkatan hampir tiga kali lipat.
Lokasi pelaksanaan turnamen di tempatkan di
lapangan sepak bola TNI Armed Makassar, Jl. Mappaoddang. Turnamen ini jadi hiburan bagi warga
Manggarai di Makassar yang berjumlah 6000 lebih. Selain hiburan, juga menjadi media silaturrahmi sesama
warga saling bertemu dan menjalin
serta mempererat tali persaudaraan,
tegas Mahasiswa S3 Sosiologi PPs-Universitas Negeri Makassar ini.
Pelaksanaan turnamen butuh waktu berbulan-bulan, karena hanya digelar
setiap hari minggu, mulai pagi jam 09.30 WITA sampai sore jam 17.00 WITA. Tahun
2014, turnamen dibuka 4 Mei 2014 dan akan final 2 Nopember 2014.
Warga yang datang menonton setiap kali turnamen mencapai 3500 orang, itu
terbaca dari harga karcis yang terkumpul setiap kali pertandingan mencapai Rp.
6.5 juta. Harga karcis dikenakan Rp.5.000, per orang, tegas magister komunikasi
pembangunan Program Pascsarjana UNHAS Makassar ini.
Setiap hari minggu, warga berbondong-bondong membawa keluarga ke
lapangan ., Malah terkadang ada ibu-ibu membawa ayunan untuk anak balita. Ketika
tiba waktu pertandingan, di kalangan warga Manggarai berlaku kesepakatan umum
di antaranya mereka dalam bahasa Manggaraai mengatakan ‘’Nggalu para mbaru’ artinya, tutup rapat pintu rumah dan semua turun
menonton.
Lewat turnamen itu, warga Manggarai yang tinggal menetap di seluruh
sudut Kota Metropolitan Makassar,
berdatangan dan saling bertemu setelah sebelumnya karena kesibukan dengan
pekerjaan dan profesi masing-masing, sehingga pada turnamen sepak bola ini baru
dapat saling berintraksi, tandas mantan Pembantu Rektor III Universitas Satria
Makassar ini.
Selama turnamen kadang terjadi konflik dan gesekan sesama supporter,
tetapi biasanya dapat diselesaikan dan dicarikan konsensus di lapangan. Setelah
didamaikan maka sudah selesai masalah, tidak sampai dibawa keluar arena
pertandingan, tegas pria kelahiran Manggaai 31 Desember 1967 ini.
Kesebelasan yang ikut bertanding termasuk di antaranya; PS Reo, PS
Ndoso; PS Elar; PS.Komodo; PS Boleng; PS Cibal; PS Lambaleda; PS Ruteng; PS
Welak; PS Rana Mesa; PS Lembor; PS Lelak; PS Borong dan masih masih banyak
kesebelasan lainnya.
Nama kesebelasan itu adalah nama kecamatan yang ada di Manggarai yang
kini sudah dimekarkan jadi tiga kabupaten, Manggarai Tengah, Manggari Timur,
Manggarai Barat. Anggota kesebelasan itu dominan berasal dari mahasiswa asal
Manggarai yang menuntut ilmu di Makassar, ungkap pendiri Ikatan Keluarga Muslim
Manggarai Barat Makassar 1992 ini.
Musim kompetisi 2014, panitia adalah Hilarius Adon sehari-hari adalah
anggota Kerukunan Masyarakat Kecmatan
Reok Manggarai di Makassar. Tradisi dalam komunitas ini, regu yang menang tiap
tahun sekaligus menjadi panitia pelaksana untuk tahun berikutnya.
Semua rangkaian kegiatan berlangsung aman, lancar terkendali berkat
kerjasama semua pihak dan arahan dari Ketua Kerukunan Masyarakar Manggarai di
Makassar, Drs. Yosef Teok dan sejumlah tokoh masyarakat lainnya, tandas
Arda.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar