Rabu, 02 Juli 2014

Turnamen Komodo Cup Wadah Silaturrahim Manggarai Perantauan





Drs.Arda Senaman, M.Si (kedua dari kiri) foto bersama dengan teman kuliah S3 Sosiologi di PPs UNM Gunungsari Makassar. Dari kanan, Frenky, Ambo upe, Abdullah Rahim, Rosnawati, Chuduriah, Ferawaty, Maemunah, Ahmad Al Yakin.
 


         Empat belas tahun terakhir ini,  warga Manggarai perantauan yang tinggal di Makassar, secara rutin setiap tahun menggelar turnamen sepak bola Komodo Cup. Turnamen ini diikuti kesebelasan warga Manggarai di Makassar. 

       Peserta turnamen adalah utusan dari masing-masing kecamatan yang ada di Manggarai. Demikian ditegaskan Ketua Komisi Pertandingan, Drs.Arda Senaman, M.Si di Makassar, Rabu 2 Juli 2014. 

         Dijelaskan, tahun 2014 turnamen dikuti 32 kesebelasan. Ketika awal mula dilaksanakan tahun 2000, jumlah kesebelasan ikut ambil bagian sebanyak 12 peserta. Rentang waktu satu dasawarsa lebih, jumlah peserta mengalami peningkatan hampir tiga kali lipat.

       Lokasi pelaksanaan turnamen di tempatkan di lapangan sepak bola TNI Armed Makassar, Jl. Mappaoddang.  Turnamen ini jadi hiburan bagi warga Manggarai di Makassar yang berjumlah 6000 lebih. Selain hiburan,  juga menjadi media silaturrahmi sesama warga  saling bertemu dan menjalin serta  mempererat tali persaudaraan, tegas Mahasiswa S3 Sosiologi PPs-Universitas Negeri Makassar ini.

      Pelaksanaan turnamen butuh waktu berbulan-bulan, karena hanya digelar setiap hari minggu, mulai pagi jam 09.30 WITA sampai sore jam 17.00 WITA. Tahun 2014, turnamen dibuka 4 Mei 2014 dan akan final 2 Nopember 2014. 

       Warga yang datang menonton setiap kali turnamen mencapai 3500 orang, itu terbaca dari harga karcis yang terkumpul setiap kali pertandingan mencapai Rp. 6.5 juta. Harga karcis dikenakan Rp.5.000, per orang, tegas magister komunikasi pembangunan Program Pascsarjana UNHAS Makassar ini. 

        Setiap hari minggu, warga berbondong-bondong membawa keluarga ke lapangan ., Malah terkadang ada ibu-ibu membawa ayunan untuk anak balita. Ketika tiba waktu pertandingan, di kalangan warga Manggarai berlaku kesepakatan umum di antaranya mereka dalam bahasa Manggaraai mengatakan ‘’Nggalu para mbaru’ artinya, tutup rapat pintu rumah dan semua turun menonton. 

        Lewat turnamen itu, warga Manggarai yang tinggal menetap di seluruh sudut  Kota Metropolitan Makassar, berdatangan dan saling bertemu setelah sebelumnya karena kesibukan dengan pekerjaan dan profesi masing-masing, sehingga pada turnamen sepak bola ini baru dapat saling berintraksi, tandas mantan Pembantu Rektor III Universitas Satria Makassar ini. 

        Selama turnamen kadang terjadi konflik dan gesekan sesama supporter, tetapi biasanya dapat diselesaikan dan dicarikan konsensus di lapangan. Setelah didamaikan maka sudah selesai masalah, tidak sampai dibawa keluar arena pertandingan, tegas pria kelahiran Manggaai 31 Desember 1967 ini.

        Kesebelasan yang ikut bertanding termasuk di antaranya; PS Reo, PS Ndoso; PS Elar; PS.Komodo; PS Boleng; PS Cibal; PS Lambaleda; PS Ruteng; PS Welak; PS Rana Mesa; PS Lembor; PS Lelak; PS Borong dan masih masih banyak kesebelasan lainnya.

        Nama kesebelasan itu adalah nama kecamatan yang ada di Manggarai yang kini sudah dimekarkan jadi tiga kabupaten, Manggarai Tengah, Manggari Timur, Manggarai Barat. Anggota kesebelasan itu dominan berasal dari mahasiswa asal Manggarai yang menuntut ilmu di Makassar, ungkap pendiri Ikatan Keluarga Muslim Manggarai Barat Makassar 1992 ini.
       Musim kompetisi 2014, panitia adalah Hilarius Adon sehari-hari adalah anggota  Kerukunan Masyarakat Kecmatan Reok Manggarai di Makassar. Tradisi dalam komunitas ini, regu yang menang tiap tahun sekaligus menjadi panitia pelaksana untuk tahun berikutnya. 

        Semua rangkaian kegiatan berlangsung aman, lancar terkendali berkat kerjasama semua pihak dan arahan dari Ketua Kerukunan Masyarakar Manggarai di Makassar, Drs. Yosef Teok dan sejumlah tokoh masyarakat lainnya, tandas Arda. 
  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar