Civitas akademika kampus bertekad mewujudkan peralihan status dari sekolah tinggi menjadi institut. Proses perubahan itu sedang dipersiapkan, terutama kesiapan sumber daya dosen dan pegawai. Tuntutan zaman harus segera dihadapi dengan mencetak alumni berkualitas dan berdaya saing. Demikian ditegaskan Ketua STIKES IST Buton, H.La Ode Ruslan.B, SE, MM kepada Majalah Dunia Pendidikan, akhir Agustus 2014.
Perubahan nama dari STIKES IST Buton jadi Institut Kesehatan IST Buton,
dengan sebuah harapan, lembaga
pendidikan ini akan menjadi kampus rujukan bagi anak-anak bangsa yang ingin
mempelajari ilmu-ilmu kesehatan. Impian itu menjadi ikhtiar sejak dari dulu,
selaku warga negara yang turut mengambil peran mencerdaskan anak-anak bangsa,
ungkap Ruslan.
Sumber
Daya Dosen
Menggapai impian itu, civitas
akademika kampus sejak dari awal, telah melakukan langkah strategis dengan
mempersiapkan secara bertahap. Pertama dilakukan adalah mempercepat peningkatan kualitas sumber daya
dosen.
Dua
tahun terakhir ini, sembilan dosen lanjut studi S2 di program pascasarjana
Unhas, UGM, Universitas Airlangga, Universitas Indonesia. Ada juga dua dosen
sedang lanjut studi di luar negeri yakni di Tasmania Australia.
Para tenaga pengajar yang lanjut
studi setelah kembali akan menjadi sumber daya dosen handal dalam melakukan trasper pengetahuan, kemudian menjadikan alumni semakin berkualitas
dan berdaya saing.
Mengelolah
kampus, maka dosen berkualitas menjadi aset harus menjadi perhatian serius.
Langkah selanjutnya, dosen yang sudah meraih magister secara bertahap akan
disekolahkan lagi ke jenjang program S3 pada bidang kesehatan, ungkap Ruslan.
Kurikulum juga terus disempurnakan, materi pembelajaran disesuaikan
dengan tuntutan pasar kerja. Laboratorium serta koleksi perpustakaan juga
menjadi perhatian utama. Perpustakaan dan laboratorium seakan jantungnya kampus, sehingga setiap saat harus
ditata dan disempurnakan peralatan dan koleksi bukunya.
Perubahan status jadi institut, juga akan
dilakukan peningkatan status program studi. Ketika para dosen lanjut S3 sudah
menyelesaikan studinya, maka langkah selanjutnya lagi adalah segera membuka
progam S2 ilmu kesehatan. Impian itu diupayakan terwujud menjelang peralihan
status kampus.
Penataan peningkatan status akreditasi dari BAN-PT untuk tiga prodi yang
dibina, juga terus diupayakan meningkatkan perolehan status minimal meraih
nilai B atau A. Selain itu status akreditasi institusi yang menjadi amanah dari
UU Pendidikan Tinggi, juga akan segera diraih dengan kerja keras dari seluruh
civitas akademika, tegas Ruslan.
Kualitas
Alumni
Kualitas alumni juga jadi perhatian pengelola, lokasi kerja praktek
sengaja dipilih tempat di luar Buton, ada ke Makassar, Jakarta, Bandung dan
Bali dengan harapan, mahasiswa semakin lama berjalan semakin banyak di lihat,
sehingga akan memberi pengaruh dalam merumuskan masa depan kelak, setelah dinyatakan lulus dari proses
perkuliahan di kampus.
Pengalaman diperoleh pada rumah sakit atau pusat pelayanan kesehatan di
kota besar itu, tentu akan mengubah kesan dan pengetahuan akan proses pelayanan
kepada pasien. Selain itu mahasiswa juga
secara langsung bersentuhan dengan teknologi terbaru dalam dunia medis, ungkap
Ruslan.
Materi mata kuliah yang diberikan dalam proses belajar disesuaikan kurikulum serta kerja praktek di rumah sakit dan pusat pelayanan kesehatan dikelolah
pemerintah dan swasta, akan mencetak alumni sudah siap pakai dengan kualitas
memiliki daya saing tinggi, tandas Ruslan.
Pengabdian kepada masyarakat sebagai bagian dari Tri Dharma Perguruan
Tinggi, dilakukan setiap saat dengan upaya lebih mendekatkan civitas akademika kampus
dengan masyarakat.
Pembukaan klinik kesehatan yang kelak akan jadi rumah sakit, menjadi
media untuk semakin dekat dengan masyatakat. Pemberian pelayanan kesehatan
dasar kepada warga membutuhkan adalah bagian dari misi yang diemban kampus, ungkap
Ruslan.
Mendekatkan kampus dengan calon mahasiswa,
setiap saat kampus melakukan sosiolisasi kepada SLTA di Buton Raya dengan membagi brosur dan
informasi kampus. Selain itu juga sering melakukan bakti sosial dengan jenis
kegiatan langsung bersentuhan dengan masyatakat, di antaranya sunatan massal,
pemgobatan gratis dan kegiatan sosial lainnya.
Semua kegiatan itu dilaksanakan dengan sebuah harapan, kampus lebih
dikenal dan masyarakat Buton Raya dan sekitarnya menjadikan sebagai kampus rujukan
bagi anak-anak mereka jika ingin menuntut pada studi ilmu-ilmu kesehatan,
katanya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar