Rabu, 30 Juni 2010

Dr.Ir.Musdalifah Mahmud, M.Si : Revolusi Petani Melawan Kapitalisme


Dialektika konflik agraria yang terjadi di Bulukumba telah berkembang menjadi konflik manifest akibat tindakan agresif pihak perusahan yang mendorong terjadinya tindakan perlawanan yang didasari pertimbangan moralitas melalui protes, bahkan revolusi petani sebagai suatu tindakan defensif melawan kapitalisme yang mengancam keamanan subsistensi masyarakat. Pertimbangan rasionalitas melalui kesepakatan melakukan perlawanan dinilai sebagai cara efektif dan efesien menuntut hak-hak mereka.

Itulah simpulan disertasi Dr.Ir.Musdalifah Mahmud, M.Si berjudul Konflik Agraria Dalam Relasi Antara Perusahan Perkebunan Dengan Masyarakat di Kabupaten Bulukumba’’ disertasi ditulis saat merampungkan studi S3 PPs UNHAS 2007, atas bimbingan dari promotor,, Prof.Dr.Ir.H.M.Saleh Ali, M.Sc, P.hD dengan Kopromotor, Dr.Ir.Darmawan Salman, MS dan Dr.Ir.Hazairin Subair, MS.

Relasi antara pemerintah, PT Lonsum dan masyarakat ungkap wanita kelahiran Bulukumba 26 Juni 1963, merupakan keterikatan kepentingan. Keterikatan tersebut terbaca dari pemerintah selaku penentu kebijakan. PT Lonsum sebagai pemegang hak guna usaha dan masyarakat selaku pemilik lahan warisan nenek moyang.
Kronologis konflik agraria di areal perkebunan PT Lonsum dengan masyarakat Bulukumba menurut Dekan Fakultas Ilmu Pertanian Universitas Islam Makassar (UIM) terjadi dalam rentang waktu yang berbeda. Konflik terjadi akibat akumulasi dari berbagai sebab antara lain ketimpangan penguasaan lahan, kapitalisasi sektor agraria dan penggunaan instrument hukum negara.

Konflik berkepanjangan relasi antara pemerintah, perusahaan dan masyarakat pada level mikro yang berwujud dalam bentuk protes terhadap kebijakan dan perencanaan pembangunan pemerintah daerah, yang diharapkan mengalami perbaikan perencanaan interaktif/partisipatif, tandas Dosen Dipekerjakan Kopertis di UIM tersebut.

Keberadaan perusahaan perkebunan PT Lonsum ungkapnya, , menimbulkan dampak positif dan negatif dari aspek sosial maupun ekonomi, dimana keterlibatan perusahaan di bidang ekonomi mampu mendominasi pergerakan ekonomi masyarakat Bulukumba yang terus tumbuh dan berkembang.

Pada sisi lain tegas mantan Pembantu Ketua I STIP Al-Gazali Makassar ini, kehadiran PT Lonsum menimbulkan pengaruh sosial berupa konflik berkepanjangan dan bersifat memecah karena mengandung banyak nilai yang sama dan memainkan peranan yang integratif dan menciptakan harmoni sosial dalam masyarakat.

Perubahan sosial yang timbul akibat kehadiran perusahaan perkebunan Lonsun tidak hanya disebabkan oleh faktor material, tetapi juga karena faktor ideal yaitu gagasan, nilai dan ideologi

Berbagai ikhtiar rekonsiliasi telah dilakukan dijadikan modal dalam mewujudkan penyelesaian konflik secara menyeluruh dan permanen, sebagai wujud bentuk resolusi konflik ungkap Musdalifah, yaitu melalui konsultasi publik, negosiasi, mediasi dan arbitrasi.

Dia menjalani masa kecil pada salah satu dusun di Bulukumba dalam lingkungan dan suasana alam pedesaan yang masih relatif asri dan alami. Di masa kecil sering ikut ibundanya turun ke sawah melihat dan malah turut berbaur dengan para petani lainnya dengan bau tanah dan lumpur saat tanam bibit, panen padi dan mengangkut padi ke lumbung di rumah.

Kenangan masa kecil itu sehingga di dalam hati mulai terbetik minat untuk menjadi -seorang insinyur pertanian. Periode tahun 1970-an masih dihitung sebelah jari tangan para lulusan insinyur pertanian. Para anak petani di desa mendambakan, sekolah tinggi agar dapat juga menjadi seorang insiyur.

Waktu berjalan, jenjang pendidikan SD, SMP dan SMA semua dilewati di kota kelahiran dan tanah leluhurnya Bulukumba. Tahun 1983 dia diterima masuk Unhas pada fakultas pertanian yang memang sudah didambakan. Maka dia memulai meretas sebuah jalan baru guna meraih impian masa kecil.

Dinamika kehidupan mahasiswa dijalani apa adanya. Sarjana pertanian berhasil diraih tahun 1988. Dia diwisuda bersama dengan ribuan sarjana lainnya dari beragam fakultas.

Usai menyandang gelar insinyur pertanian, dia ikut bersama dosennya menjadi asisten mengajar di almamater serta beberapa perguruan tinggi swasta yang membina program studi ilmu-ilmu pertanian termasuk di UMI Makassar.

Mulai tahun 1992 dia diangkat menjadi dosen tetap oleh Kopertis Wilayah IX Sulawesi dan ditempatkan STIP Al-Gazali Makassar. Sejak itu pula maka dosen telah menjadi pilihan profesi hidup yang dijalani sampai hari ini dan seterusnya.

Jenjang pendidikan juga dilewati dengan segala suka dan dukanya. Merampungkan magister pengelolaan lingkungan hidup di PPs Unhas 1997 serta mencapai gelar doktor ilmu pertanian program studi sosial ekonomi pertanian di PPs Unhas 2007.

(moh yahya mustafa). Dikutip dari Tabloid Cerdas Kopertis Wilayah IX Sulawesi No.33/Vol V, Maret 2010.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar