Rabu, 30 Juni 2010

Muklis Kanto : Memberi Ikan Atau Pancing Pilihan Bagi UKM Papua

Judul Buku : STIMULUS UKM MENGENTASKAN KEMISKINAN
(Studi Di Tanah Papua)
Penulis : Muklis Kanto
Penerbit : Fahmis Pustaka Makassar
Terbit : Januari 2010
Tebal : xii + 175

Menyebut Papua seakan satu tarikan napas dengan kemiskinan, kelaparan, ketertinggalan, keterbelakangan, kebodohan dan ketidakseriusan pemerintah pusat mengurusnya. Wilayah ini dengan lokasi paling timur di republik ini malah terkesan diterlantarkan, jika dibandingkan dengan lompatan-lompatan kemajuan dan perubahan yang terjadi di wilayah lain terutama yang ada di Jawa dan Sumatera.
Tanah Papua dengan masalahnya yang serba rumit itu, laksana benang basah yang sangat sulit menemukan ujung dari benang masalahnya. Memburu ketertinggalan yang merupakan ironi dan cerita suram bagi penduduk di Pulau Cenderawsih ini, membutuhkan strategi dan kemauan politik yang sangat luar biasa.
Salah satu kemanuan politik tersebut dengan alokasi anggaran trilyunan rupiah untuk melakukan pembenahan terhadap sektor usaha dan jasa lewat bantuan stimulus Usaha Kecil Menengah (UKM). Kebijakan itu pada sisi lain membawa polemik dan pro kontra.
Dilemma masyarakat Papua di sektor usaha dan jasa, laksana memberi ikan atau pancing sesuai falsafah Cina yang sangat populer itu. Jika terus menerus dikasi ikan dalam arti dana, itu membuat masyarakat makin malas dan tidak mampu melakukan kreatifitas. Sebaliknya kalau dikasi pancing atau keterampilan akan lebih cepat melakukan inovasi dan memiliki insting melihat peluang-peluang bisnis.
Kenyataan di Papua cukup banyak program dan kegiatan kewirausahaan yang diluncurkan pemerintah pusat dan provinsi guna membantu mempercepat pertumbuhan dan perkembangan masyarakat Papua. Stimulus UKM yang diluncurkan pemerintah dengan sebuah tujuan agar, memberi semangat dan motivasi bagi warga Papua, agar memiliki mentalitas wirausaha.
Buku yang ditulis Muklis Kanto seorang cendekiawan yang sangat mengerti dan memahami karakter masyarakat Papua, dapat menjadi sumber inspirasi bagi warga Papua sekaligus menjadi bahan referensi. Pengalaman selaku dosen dan Rektor Universitas Yapis Papua selama kurang lebih 20 tahun dan menjadi Ketua Kadinda Papua bidang UKM, semakin menambah penting dan berartinya kehadiran buku ini.
Penulis buku yang juga Dosen Dipekerjakan Kopertis (DPK) di STIEM Bongaya ini, memberi informasi dan gambaran tentang manajemen dan pengelolaan UKM yang ada di Tanah Papua. Pengusaha UKM antara pribumi dan perantau terbaca polarisasi yang teramat jauh.
Para perantaua terutama asal Bugis Makassar, Jawa dan Buton menunjukkan mereka yang menjadi pemain utama dan kunci di sektor jasa. Dominasi yang kuat tersebut tidak terlepas dari budaya kerja yang tekun, ulet, telaten dan sabar di dalam mengembangkan usaha dan jasa yang dikelola.
Perbedaan kondisi demikian antara pelaku ekonomi perantau dan pribumi, seringkali menjadi pemicu terjadinya gesekan konflik horizontal di Tanah Papua, yang sejak dari dulu memendam potensi konflik yang setiap saat rawan meledak menjadi kerusuhan dan perkelahian massal.
Penulis buku selama dua dasawarsa berbaur dan menyelami budaya dan kondisi sosial ekonomi warga Papua, sehingga dalam penulisan buku ini, merupakan bagian dari pengalaman selaku cendekiawan dan akademisi. Selama dua puluh tahun berada di Tanah Papua dia adalah perintis dan rektor pertama Universitas Yayasan Pendidikan Islam Papua (UNIYAP).
Selain menjadi akademisi dia juga menjadi bagian dari praktisi ekonomi terutama UKM dengan menjadi Wakil Ketua KADINDA Papua khusus membidangi UKM. Perpaduan antara akademisi dan praktisi menjadikan buku ini semakin lengkap dan rujukan bagi kalangan yang ingin memahami dan mengerti lingkaran masalah yang melilit UKM dan sektor ekonomi kecil di Papua. Buku ini pantas dibaca bagi orang yang butuh informasi soal Papua dan beragam persoalan yang mengitarinya, (Moh Yahya Mustafa). Dikutip dari Tabloid CERDAS Kopertis Wilayah IX Sulawesi No.33/Vol V, Maret 2010.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar