Selasa, 29 Juni 2010

Prof.Dr.H.Kaharuddin, M.Hum: Bahasa Bugis Diambang Kepunahan

Prof.Dr.H.Kaharuddin, M.Hum: Bahasa Bugis Diambang Kepunahan

Mantan Rektor Universitas Sawerigading (Unsa) Makassar, Dr Kaharuddin MHum, adalah doktor bidang linguistik Program Pascasarjana Unhas 2004. Pria kelahiran Pinrang 1959 melakukan penelitian berjudul ‘’ Penetrasi Bahasa Dalam Bahasa Bugis Dialek Sawitto di Kabupaten Pinrang’’. Hasil penelitian yang dijalani beberapa tahun menunjukkan kosa kata Bahasa Bugis Dialek Sawitto (BBDS) secara perlahan, tetapi pasti mulai ditinggalkan para penuturnya.
Penetrasi bahasa menjadikan kosa kata agak jarang digunakan sampai kemudian dilupakan. Jika kondisi demikian terus dibiarkan kata Kaharuddin, pelan tetapi pasti, beberapa kosa kata akan mengalami kepunahan. Risiko lebih jauh, hilangnya kosa kata membuat bahasa Bugis juga terancam kepunahan.
Disertasi setebal 320 dengan Promotor Prof Dr Nurdin Yatim dan Kopromotor Prof Dr A Kadir Manyambeang MS dan Prof Dr Kamaruddin MA. Ada tiga unsur sehingga bahasa mengalami penetrasi. Pertama adalah, penambahan dan penyesuaian fonem dalam suatu bahasa/dialek berdasarkan penuturan bahasa tersebut.
Kedua, terjadi peminjaman fonem atau morfen dan digunakan secara meluas oleh penutur bahasa/dialek tetapi menggeser unsur lama. Ketiga, menetapnya suatu fonem atau morfen pada posisi tertentu dalam suatu bahasa dengan menggantikan posisi fonem atau morfen bahasa penerima.
Dia juga temukan beberapa faktor dominan mempengaruhi penetrasi bahasa termasuk; pendidikan, peminjaman budaya, peminjaman dialek, peminjaman akrab, interaksi sosial serta letak wilayah.
Penutur BBDS sesuai temuan lapangan, semakin tidak mampu dan tak berdaya menangkal pengaruh bahasa lain yang hidup berdampingan dengannya. Bahasa tersebut yakni bahasa Enrekang, bahasa Pattinjo serta bahasa Indonesia.
Dosen Kopertis ini sempat melakukan inventarisasi sekitar 378 kosa kata yang berpenetrasi terhadap BBDS. Kosakata bahasa Indonesia berpenetrasi kedalam BBDS di antaranya, amplop menjadi amploq, duit (doiq), janji (janci).
Menangkal agar BBDS tidak sampai tiba pada kepunahan, maka perlu dilakukan upaya pembinaan dan pengembangan bahasa. Bentuk lain pembinaan adalah pemanfaatan bahasa daerah setiap kegiatan masyarakat seperti seni dan upacara adat.
Kebijakan Wali kota Makassar menulis nama jalan dengan huruf lontar patutu direspon secara positf. Langkah itu menjadi upaya untuk lebih mengenal dan mewariskan huruf lontar dan bahasa Bugis Makassar pada seluruh elemen masyarakat di Metropolitan Makassar.
Butuh Waktu Lama
Penyelesaian jenjang studi doktor linguistik dijalani agak lama. Suami dari Maemunah D, S.Pd terdaftar jadi mahasiswa 1997 tetapi baru diselesaikan tahun 2004. Semua itu disebabkan tugas rutin mengajar dan memimpin Unsa.
Masa kecil semua dijalani di Pinrang sampai kemudian masuk Unhas 1979 di Fakultas Sastera jurusan linguistik. Tahun 1973 meraih sarjana muda kemudian 1984 di jurusan yang sama sarjana lengkap. Magister Humaniora diraih di Unhas 1996 sampai kemudian mencapai tingkat tertinggi jenjang doktor.
Pernah mengajar di SMP Maarip Makassar 1989. Kepala SMP Sawerigading 1984-1989. Pembantu Ketua III STKIP Cokroaminoto Pinrang 1990-1992. Pembantu Dekan I Faklutas Sastera Unsa. Dosen STKIP Yapin Maros Rektor Unsa 2004-2008. Ketua STKIP YAPIM Maros 2008-2012. (Moh Yahya Mustafa)

Nama : Prof. Dr. H. Kaharuddin, M.Hum
Tempat/Tgl.Lahir : Pinrang, 1959
Pekerjaan : DPK STKIP YAPIM MAROS
Pendidikan
Sarjana Muda Sastra Inggris Fakultas Sastra UNHAS 1983
S1 Sarjana Sastra Inggris UNHAS 1984
S2 Linguistik PPs UNHAS 1996
S3 Ilmu Linguistik PPs UNHAS 2004

Pengalaman Kerja ;
1. Kepala SMP Sawerigading Ujung Pandang 1984-1989
2. Dosen dipekerjakan pada STKIP Cokroaminoto Pinrang 1987-1992
3. Pembantu Ketua III STKIP Cokroaminoto Pinrang 1990-1992
4. Dekan Fakultas Sastra Universitas Sawerigading Makassar 1996-2004
5. Rektor Universitas Sawerigading Makassar 2004-2008
6. Ketua STKIP Yapim Maros priode 2009-2013

Tidak ada komentar:

Posting Komentar