Selasa, 29 Juni 2010

Prof.Dr.H.Guntur Yusuf, MS: Profesor Mikrobiologi Pertama Kopertis IX Sulawesi

Cita-cita dan impian masa kecil Prof.Dr.H. Guntur Yusuf, MS, ingin berbakti dan mengabdi langsung di tengah masyarakat. Lahan pengabdian yang cukup menarik buatnya kala itu adalah menjadi dokter di tengah masyarakat. Ketika tamat SMA Belopo Kabupaten Luwu 1977, Guntur Yusuf langsung mendaftar masuk Fakultas Kedokteran Unhas. Pengumuman hasil tes dia dinyatakan tidak lulus, sehingga balik haluan mendaftar di kampus IKIP dengan sebuah cita-cita dapat menjadi seorang guru.

Sosok guru menurut Guntur, sama dengan profesi dokter yang langsung bersentuhan masyarakat secara langsung. Pilihan kedua dia ikut tes di IKIP Ujung Pandang. Hasil pengumuman menunjukkan dia lulus dan diterima menjadi mahasiswa baru. Pilihan pada sekolah guru, juga tidak terlepas dari latar belakang keluarga yang berasal dari seorang guru sekolah di kampung halamannya.

Predikat selaku mahasiswa IKIP Ujungpandang dijalani apa adanya. Kurun waktu kurang lebih 4 tahun menjadi mahasiswa ilmu pendidikan biologi. Dinamika kampus juga sempat dijalani dengan menjadi aktifis kampus pada kegiatan di dalam dan di luar kampus.

Selaku seorang aktifis kampus menurut Guntur, sangat membantu di dalam proses pelatihan dan pencarian identitas diri. Pelatihan kepemimpinan, karya tulis ilmiah dan beragam aktiftas lain. Kegiatan itu mendorong peningkatan keterampilan dan kemampuan mahasiswa. Hasil dari proses pelatihan tersebut sangat membantu dan dirasakan ketika kembali di tengah masyarakat mengabdikan ilmu yang didapatkan selama beberapa tahun di bangku kuliah.

Mengajar di AIGI YPAG

Setelah wisuda di IKIP Ujungpandang 1981, Guntur langsung bekerja pada perusahaan swasta. Dia jalani selaku karyawan selama 2 tahun, dengan tingkat gaji yang relatif besar untuk ukuran di zaman itu.

Dua tahun kerja di swasta, terbuka peluang mendaftar jadi dosen, tawaran tersebut kemudian dia coba jalani ikut tes, hasil pengumuman dinyatakan lulus dan menjadi dosen Kopertis diperbantukan di STIKI - YPAG Makassar sejak 1983.

Di kampus inilah dia memulai meniti karier selaku dosen. Di awal masa pengabdian sempat merasakan kondisi yang terasa sangat jauh jaraknya antara pendapatan dari kerja di sektor swasta dibanding dengan gaji seorang dosen di masa itu.

Seorang dosen menjadi pilihan hidup saat mendaftar di IKIP, sehingga peluang tersebut tetap dijalani dengan segala suka dan dukanya. Gaji seorang pegawai negeri nol dinas saat itu, dijalani dan disyukuri sambil memfokuskan diri meningkatkan kualitas diri dan pribadi mengajar di hadapan mahasiswa.

Bidang keilmuan yang digeluti termasuk cukup langka dan unik yakni mikrobiologi. Lahan pengabdian ini masih dihitung jari orang yang ingin menekuni ilmu yang banyak bersentuhan dengan makhluk yang tidak dapat dilihat dengan pancaindera semacam kuman-kuman.

Ilmu mikrobiologi kata Guntur termasuk cukup mahal dan sedikit agak rumit, karena senantiasa bersentuhan dengan laboratorium dengan peralatan yang cukup lengkap ditambah sarana dan prasarana yang terbaru, sesuai tuntutan dan kemajuan ilmu pengetahuan.

Selaku ilmuan pada bidang mikrobiologi, Guntur lebih banyak menghabiskan waktu dan pikiran di laboratorium, melakukan uji coba dan penelitian. Selain fokus di laboratorium, Guntur juga menghabiskan waktu dengan melakukan banyak penelitian yang terkait dengan bidang keilmuan pada mikrobiologi

Perkembangan zaman yang terus melaju, menjadikan disiplin ilmu mikrobiologi semakin dibutuhkan banyak kalangan. Selain pada bidang-bidang kesehatan dan kedokteran, pada sektor pangan, lingkungan hidup juga membutuhkan aplikasi dari ilmu mokrobiologi tersebut.

Pilihan pada disiplin ilmu mikrobiologi menurut Guntur, menjadikan seseorang harus merelakan waktu habis di dalam laboratorium melakukan uji coba penelitian kehidupan mikrobiologi serta dampak kehidupan bagi manusia.

Pencangkokan Dosen

Karier selaku dosen dijalani secara perlahan, usai diterima jadi dosen Kopertis, dia ikut pencangkokan dosen muda pada ilmu mikorbiologi di Fakultas MIPA Universitas Gajah Mada. Selama kurang lebih 1 tahun, Guntur ikut kuliah untuk mendalami secara lebih luas kajian disiplin mikorobiologi.

Sekembali dari UGM, pengabdian selaku dosen pada kampus AIGI YPAG jalani dengan penuh kesabaran dan ketekunan. Menjadi dosen merupakan pilihan awal saat mendaftar di IKIP, sehingga saat impian itu betul-betul menjadi kenyataan maka Guntur pun menjalaninya dengan sepenuh hati dan mengabdi tanpa pamrih.

Dosen di kampus ini terbilang cukup lama mulai 1983-2002, periode tersebut dia sempat menjadi Pembantu Direktur III AIGI YPAG Makassar 1993-1997. Kemudian diberi amanah jadi Kepala Laboratorium Mikrobiologi dan Bioteknologi 1994-1997.

Pengetahuan dan pengalaman mengajar yang diperoleh dari jenjang strata satu, rupanya sudah tidak sesuai lagi dengan tuntutan zaman, sehingga Guntur melanjutkan jenjang pendidikan strata dua di PPs Unhas dengan konsentrasi pada pengelolaan lingkungan hidup. Pilihan studi S2 tersebut sejalan dengan disiplin ilmu S1 yang didapatkan di kampus IKIP. Jenjang S3 juga diselesaikan di Institut Pertanian Bogor (IPB) 2001 dengan konsentrasi pada pengelolaan sumber daya alam dan lingkungan.

Tahun 2003 dia pindah tempat mengajar di Universitas Islam Makassar (UIM), di kampus tersebut dia dapat lebih leluasa dan terbuka peluang lebih besar mengembangkan keahlian pada bidang mikrobiologi, apalagi pada kampus tersebut ada Fakultas MIPA.

Dikampus yang terletak di Jl. Perintis Kemerdekaan IX ini, dia diberi amanah menjadi pejabat struktural di antaranya; Wakil Dekan Fakultas MIPA 2003-2004; Pembantu Rektor IV UIM 2004-2005 serta periode 2005-2007 menjadi Pembantu Rektor I UIM.

Ketua UPSDM

Sambil melaksanakan tugas pokok mengajar di dalam kelas, membimbing mahasiswa S1 dan S2, serta melakukan penelitian. Dia juga diberi amanah sejak 2007 oleh Kopertis Wilayah IX Sulawesi menjadi Ketua Unit Pengembangan Sumber Daya Manusia (UPSDM).

Tugas pada lembaga tersebut menjadikan sebagian besar waktunya digunakan untuk melakukan pelatihan dan pendampingan kepada para dosen guna lebih meningkatkan kualitas SDM para dosen Kopertis, agar tetap memiliki daya saing dan mampu mengajar di depan kelas dengan materi sesuai diinginkan para mahasiswa dan masyarakat.

Selaku tenaga pelatih lewat UPSDM, dia mengaku kalau yang dibenahi adalan proses dan strategi pembelajaran pada unsur pedagogik, sedangkan disiplin ilmu dan pengembangan ilmu tidak dicampuri.

Pengabdian yang cukup panjang tersebut, kemudian membuahkan hasil dengan dianugerahkan gelar tertinggi dalam dunia akademik yakni professor (guru besar) ilmu mikrobiologi. SK penganugerahan tersebut ditandatangani Menteri Pendidikan RI, Prof.Dr. Bambang Soedibyo,MBA dengan No:54453/A4.5/KP/2009, tertanggal 31 Maret 2009.

Penganugeran guru besar itu, secara psikis berdampak terhadap dambaan selama bertahun-tahun. Anugerah itu sekaligus member tanggungjawab yang cukup besar dan berat, terutama menghasilkan karya ilmiah dalam bentuk buku. (Moh Yahya Mustafa) dimuat di tabloid CERDAS Kopertis Wilayah IX Sulawesi edisi September 2009.


Nama : Prof.Dr.H.Guntur Yusuf, MS
Tgl Lahir : Belopa, 12 Oktober 1954
Pekerjaan : DPK Universitas Islam Makassar
Pendidikan : S1 Pendidikan Biologi IKIP 1981
S2 Lingkungan Hidup PPs Unhas 1992
S3 Sumber Daya Alam dan Lingkungan PPs IPB 2001
Keluarga :
Isteri : Dra.Hj. Rostina Ruslan
Anak : Silfana Safitri Guntur, SKH
Yuzardi Guntur
Triwahyudi Guntur
Pekerjaan :
Pudir III AIGI- YPAG Makassar 1993-1997
Wakil Dekan Fak MIPA UIM 2003-2004
PR IV UIM 2004-2005
PR I UIM 2005-2007
Ketua UPSDM Kopertis Wil IX Sulawesi
Penatar PEKERTI, AA, Penulisan Artikel Ilmiah

Penghargaan : Lulusan Berprestasi PPs Unhas 1992
Piagam Penghargaan Menparpostel karya tulis ilmiah
pariwisata berwawasan lingkungan 1996
Piagam Penghargaan Dosen Teladan 1995
Piagam Penghargaan Kordinator kopertis IX Unit
Pengembangan Berprestasi 2008.
Pemberian Guru Besar Ilmu Mikorobiologi 2009 ***

Tidak ada komentar:

Posting Komentar