Jumat, 04 Mei 2012

Andi Adawiah, SE, MM Kelola Kampus dengan Keihlasan, Kepercayaan dan Keterbukaan



Kampus yang dipimpin Hj. Andi Adawiah, SE, MM termasuk satu-satunya sekolah tinggi manajemen ilmu komputer jenjang S1 di luar Kota Makassar. STIMIK Lamappapoleonro Soppeng, sejak keluar izin operasional dari Dirjen Dikti, 4 Mei 2000, proses perkuliahan berjalan secara normal dan terus mengalami perkembangan dan pertumbuhan.

Putra daerah di sekitar wilayah Bone Soppeng dan Wajo (Bosowa), karena alasan keterbatasan ekonomi dan tidak ingin tinggalkan daerah, memilih kuliah ilmu komputer di kampus yang membina prodi S1 untuk tehnik informatika dan sistem informasi.

Mengelola kampus ungkap DPK pada STIE Lamappapoleonro Soppeng ini, dilakukan dengan penuh keihlasan, kepercayaan dan keterbukaan. Seluruh civitas akademika kampus ungkapnya, ditanamkan keihlasan dalam membina dan mengembangkan kampus.

Tekad keihlasan dari pengelola kata mantan Kabag Perencanaan Sosial dan Budaya Bappeda Soppeng ini, sehingga kampus dapat eksis dan survive dalam mengambil peran mencerdaskan anak-anak bangsa.

Manajemen pengelolaan kampus yang ditempuh selama ini ungkap alumni S1 Fakultas Ekonomi UMI Makassar 1986, memberikan kepercayaan kepada para pembantunya. Puket yang tangani akademik, keuangan dan kemahasiswaan semua diberi kepercayaan dan kewenangan untuk berkreatifitas dan berinprovisasi merealisaskan visi misi kampus, tandasnya.

Pola manajemen membagi tugas dengan habis kepada semua staf menurut mahasiswa S3 ilmu ekonomi manajemen PPs UMI Makassar, menjadikan dirinya agak lebih leluasa berpikir dan merencanakan strategis kampus ke depan agar terus eksis dan memiliki daya saing tinggi dengan sesama kampus pengelola prodi ilmu komputer.

Biasanya sekali sebulan tambah mantan Ketua STIA Al-Gazali Soppeng ini, melakukan pertemuan dengan seluruh civitas akademika mendengarkan laporan dari masing-masing bagian. Kalau ada di antaranya yang bermasalah dan sulit dicarikan solusi oleh bagian bersangkutan, barulah dirinya turun tangan langsung mencarikan jalan terbaik.

‘’ Kepercayaan yang tinggi saya berikan kepada para pembantu sehingga mereka lebih tenang fokus bekerja mencapai target yang ingin dicapai kampus. Selain memberi kepercayaan keterbukaan juga senantiasa diterapkan kepada seluruh civitas akademika ‘’ kata Ketua BKMT Kabupaten Soppeng ini.

Pola pembinaan dengan menerapkan keihlasan, kepercayaan dan keterbukaan itu, sehingga kampus tetap eksis sampai hari ini. Strategi demikian itu akan terus disempurnakan, agar proses pembelajaran dapat berlangsung secara lebih baik dan menghasilkan alumni yang mampu bersaing pada pasar kerja.

Atmosfir akademik yang mengedepankan keihlasan, keterbukaan dan kepercayaan menghasilkan alumni yang siap pakai pada pasar kerja. Alumni telah menyebar di seluruh pelosok nusantara terutama di Kawasan Timur Indonesia. ‘’ Beberapa kali rekruitmen tenaga kerja pada instansi negeri dan swasta, alumni kami tidak mengecewakan malah pernah ada yang lolos pada urutan pertama’’ kata magister manajemen Universitas Patria Artha ini.

Menggairahkan tradisi akademik maka mahasiswa didorong melakukan kegiatan intera dan ekstra kampus. Kegiatan mahasiswa direspon dan didukung kampus, sebab aktifitas yang dilaksanakan tidak terlepas dari upaya memberi nilai tambah bagi mahasiswa terutama setelah berada di tengah masyarakat.
Dosen terus didorong lanjut studi S2 dan S3 serta mengikutkan pada pelatihan dan workshop guna mendapatkan keterampilan dan pengetahuan di dalam melakukan transper pengetahuan kepada para mahasiswa.

Menjadi dosen bagi Ketua Majelis Taklim Masjid Raya Kota Soppeng ini, merupakan panggilan hati yang dalam. Jauh sebelum menjadi DPK, dia pernah menjadi birokrat bertugas pada Departemen Penerangan Kota Soppeng, kemudian pindah pada Kantor Bappeda Soppeng, di tempat ini cukup lama menjadi seorang birokrat sampai beralih status menjadi DPK.

Sebelum menjadi PNS , Wakil Ketua PKK Soppeng ini sudah menjadi dosen yayasan pada STIA Al Gazali Soppeng. Di kampus ini, dia membesarkan dan mengembangkan, dari modal tujuh mahasiswa berkembang menjadi 300 lebih. Pada kampus ini selama 14 tahun diberi amanah menjadi ketua. Beberapa kali minta diri mundur menjadi ketua, tetapi pihak pengelola dan mahasiswa menahan untuk tidak melepaskan kepemimpinan.

Menjadi dosen katanya, menuntut selalu belajar sepanjang masa. Materi pengajaran yang diberikan kepada mahasiswa tentu ilmu pengetahuan terbaru sesuai dengan perkembangan dan pertumbuhan dari masyarakat.

Tantangan demikian itu katanya, sehingga setiap saat selalu belajar menambah pengetahuan dan keterampilan. Di sela waktu dia masih sering menyempatkan diri mengunjungi toko buku, guna mencari buku baru, jurnal atau terbitan lainnya terkait dengan disiplin ilmu yang ditekuni. (moh yahya mustafa)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar