Kampus-kampus yang dibina oleh Yayasan Peduli Karya Anak Bangsa Sandi Karsa Makassar, yakni Akper Sandi Karsa dan Akbid Sandi Karsa, Akademi Farmasi Sandi Karsa perkembangannya termasuk cukup luar biasa. Hanya dalam rentang waktu tujuh tahun, jumlah mahasiswa mengalami pertumbuhan sangat signifikan. Diawal mulai beroperasi 2004, jumlah mahasiswa akper 84 orang dan akbid 59 orang.
Tahun ajaran 2010/2011 jumlah mahasiswa itu meningkat menjadi 2500 orang.
Ketua Yayasan Peduli Karya Anak Bangsa Sandi Karsa Makassar, Ir.H. Hardi Rachman, MT mengatakan, perintisan kampus kesehatan untuk masyarakat umum,di tahun 2003 mengalami hambatan cukup rumit. Apalagi zaman itu mendirikan institusi pendidikan tinggi kesehatan masih melewati Departemen Kesehatan. Syarat dan regulasinya termasuk agak sulit.
Semua tantangan itu, dihadapi dengan bekerja keras sambil berdoa. Saat merintis berdirinya akbid, pihaknya memburu tenaga dosen ke Pulau Jawa. Begitu sulitnya menemukan D3 Kebidanan yang S1 kesehatan, sehingga dia memasang iklan lowongan dosen di salah satu surat kabar harian di Jokyakarta
Pemburuan tenaga dosen akbid membuahkan hasil, sehingga ada beberapa orang bersedia mengajar di tahun-tahun pertama. Memasuki tahun kedua dan ketiga sudah ada tenaga dosen berasal dari Makassar dan sekitarnya.
Ide mengelola kampus kesehatan tandas DPK Fakultas Tehnik Sipil UMI Makassar ini, terkait tuntutan masyarakat akan tenaga kesehatan yang masih relatif terbatas. Peluang itu kemudian ditangkap dan merintis hadirnya institusi pendidikan tinggi kesehatan. Selain itu, dia juga memiliki pengalaman pribadi, saat lahir anak pertamanya, terpaksa harus membantu persalinan isterinya. Hal itu dijalani karena keterbatasan tenaga bidan.
Walau kampusnya saat ini di Jl. Bung Tamalanrea Makassar, berada di jalan setapak, tetapi areal kampus dengan rencana pembangunan 7 lantai termasuk representatif untuk proses pembelajaran. Pembangunan fisik kata pri kelahiran Kendari 22 Juni 1958, terus dilakukan termasuk membenahi prasarana, perpustakaan dan laboratorium
Tingginya animo mahasiswa dari tahun ke tahun, membuktikan masyarakat tetap memberi kepercayaan kepada kampus untuk mendidik anak-anak mereka. Menjaring mahasiswa tidak terlepas dari komunikasi yang dijalin dengan alumni yang telah menyebar di seluruh pelosok nusantara terutama di Kawasan Timur Indonesia.
Alumni yang telah bekerja di daerahnya, kemudian menjadi media promosi bagi almamaternya. Selain alumni, orang tua dan keluarga mahasiswa menjadi semacam media cukup efektif. ‘’Tradisi kampus selama ini saat dilaksanakan Caping Day, pihak kampus mengundang orang tua dan keluarga mahasiswa hadir kemudian dijalin silaturahmi dan komunikasi meminta saran, pendapat dan kritik terhadap kampus ‘’ tandas magister tehnik PPs Unhas ini.
Penerapan pola demikian ternyata membawa dampak cukup signifikan. Hubungan emosional yang dibangun dari awal, sehingga orang tua mahasiswa sekembali ke daerahnya, akan menyebarkan informasi kamous kepada tetangga dan relasinya.
Mahasiswa saat ini sekitar 80 persen berasal dari luar kota Makassar. Kenyataan itu kemudian mendorong pihak kampus untuk mengasramakan mahasiswi yang datang dari luar kota. Daya tampung yang masih terbatas 100 kamar sehingga yang masuk asrama jumlahnya masih kecil. Mahasiswa yang datang dari luar Sulsel merasa cukup terbantu dengan hadirnya asrama di dalam kampus, katanya.
Menjaga amanah dari masyarakat, pihak pengelola setiap saat melakukan inovasi guna meningkatkan kualitas pembelajaran agar luaran yang dihasilkan memiliki kualitas dan daya saing yang tinggi, saat diperhadapkan pada tantangan pasar kerja, kata magister tehnik PPs Unhas ini.
Meningkatkan kualitas proses pembelajaran ,pihak yayasan sedang merintis pembangunan rumah sakit diberi nama RS Sandi Karsa Medika. Izin operasional dan izin pembangunan sedang diurus serta syarat administrasi lainnya. Lokasi pembangunan RS itu di Jl. Abd Dg Sirua ujung Jl. AP Pettarani Makassar. Kehadiran RS dengan 8 lantai itu, bakal semakin memudahkan proses pembelajaran. RS itu kelak akan menjadi tempat praktek bagi mahasiswa.
Pengembangan kampus dilakukan secara bertahap. Pengelola mempersipkan perubahan nama untuk mempersatukan semua institusi itu menjadi Institut Kesehatan Sandi Karsa. Mewujudkan impian itu maka prodi harus ditambah, saat ini sedang berproses pada Dirjen Dikti Kementerian Pendidikan Nasional, proposal pembukaan akademi keperawatan gigi serta akademi analis kimia. Setelah izin kedua prodi itu keluar, maka akan menyusul lagi diurus izin operasional prodi ilmu gizi dan psioterapi.
Dosen selaku asset utama institusi mendapat perhatian pengelolah. Setiap tahun secara bergiliran 1 orang diberi kesempatan menunaikan ibadah ke Tanah Suci Makkah serta serta 1 orang ke Kota Jerusalem. Pola pembinaan tersebut semakin meningkatkan pengabdian dan para dosen menganggap kampus adalah miliknya sendiri, ungkap Hardi. (muh yahya mustafa)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar