Jajaran pegawai Kopertis harus senantiasa
memberikan pelayan secara maksimal dan profesional kepada PTS. Kampus adalah
mitra kerja setiap saat butuh pelayanan secara prima.
‘’ Kopertis
adalah pelayan dan bukan bos PTS ‘’. Demikian sambutan Koordinator Kopertis
Wilayah IX Sulawesi, Prof.Dr.H.Muhammad Basri Wello, MA saat menutup Rakerda
2012 Kopertis Wilayah IX di Kota Palopo, Jumat-Sabtu (20-21/Januari 2012).
Kopertis kata Basri yang juga Guru Besar
Universitas Negeri Makassar ini, tidak
bakal hadir kalau PTS tidak ada. Rokomendasi dari Rakerda agar dapat lebih
pofesional dijalankan dengan tetap bekerja keras, cerdas, ikhlas dan tuntas,
katanya.
Saat
pembukaan Basri Wello, mengingatkan pegawai untuk tidak mengeluarkan stetmen
yang membingungkan dan menggelisahkan masyarakat. Informasi menjadi pedoman
masyarakat. ‘’ Jika data dan fakta tidak jelas tidak perlu dijadikan bahan
berita di media massa ‘’ tegasnya.
Tahun 2012 Dirjen Dikti melakukan
sentralisasi penelitian sekitar 70 persen dana penelitian diserahkan ke
Kopertis untuk dikelola secara administrasi dan tehnis. Regulasi kebijakan itu
menjadi peluang bagi PTS tetapi menjadi tantangan bagi Kopertis untuk menyajikan
pelayanan lebih baik lagi, katanya.
Pimpinan kampus terutama dari kalangan
universitas harus melakukan antisipasi, sekiranya Kepmen No.234/2000 diberlakukan,
maka universitas minimal harus memiliki 10 prodi, dan jika kurang dari itu,
peringkat universitas diturunkan menjadi sekolah tinggi dan diberi nama baru,
kata Basri.
Kebijakan baru Kopertis pemberian bea siswa
lanjut studi S2 dan S3, semua lewat
online. Hal sama juga dilakukan terhadap sertifikasi dosen. Alokasi dosen yang disertifikasi
semua bertumpu pada data base yang ada di media online masing-masing kampus,
tegasnya. (yahya-wahab-asnawin)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar