Sabtu, 06 Oktober 2012

Dr.H.Syamsu A Kamarudin, M.Si: Menjadi Guru Cita-Cita Masa Kecil

         Sosok tuan guru di tahun 1950-an menjadi impian banyak anak negeri, terutama mereka yang tinggal jauh dari perkotaan. Di masa itu, figur seorang guru betul-betul menjadi tokoh panutan dan contoh tauladan bagi warga masyarakat di sekitar tempat tinggalnya.

         Kenyataan itu pula di masa anak-anak,  Rektor Universitas Veteran Republik Indonesia (UVRI) Makassar, Dr.Syamsu A.Kamaruddin, M.Si, melatari dan memotivasi hati sanubarinya yang dalam, untuk menjadi seorang guru. Kala itu di tanah kelahirannya, Bikeru, Sinjai Sulawesi Selatan, senang dan suka  mengamati dan memperhatikan tuan guru yang lewat di sekitar rumahnya. 
 
        Keinginan kedua orang tuanya, magister sosiologi PPs UNHAS 2011 diharapkan lanjut kuliah di IAIN Alauddin. Memenuhi keinginan orang tua, dia  mendaftar di kampus mencetak sarjana agama ini dan diterima. Tetapi, tanpa sepengetahuan orang tua, dia juga mendaftar di IKIP Ujung Pandang dan juga diterima.

        Diperhadapkan pada dua alternatif  tersebut,  salah seorang Ketua APTISI Wilayah A Sulawesi ini, memilih melanjutkan studi kelak menjadi  guru umum di IKIP Ujungpandang. Pilihan itulah kemudian mewujudkan impiannya menjadi seorang guru dan sampai kini jabatan karier selaku guru sudah berapa di puncak dengan  menjadi seorang rektor.

       Sarjana ilmu pendidikan IKIP Ujungpandang di raih 1983. Usai diwisuda tahun itu juga dia mencari peluang menjadi dosen  di Universitas Tadulako Palu. Dua tahun menjadi asisten dosen di kampus negeri tersebut, setelah melewati tes, doktor sosiologi PPs Universitas Negeri Makassar (UNM) 2009, akhirnya diterima menjadi dosen tetap tahun 1985.
      Profesi dosen negeri dijalani empat tahun, tahun 1989 memilih pindah tempat tugas di Kopertis Wilayah IX Sulawesi dan ditempatkan di UVRI Makassar. Sejak ditempatkan di kampus itu, penulis buku  berjudul, Industrialisasi dan Perubahan Sosial, meniti karier dari bawah sampai berada di posisi puncak. Posisi yang pernah dilewati, Sekretaris Jurusan FKIP UVRI Ujung Pandang 1990. Setahun kemudian diberi amanah menjadi Pembantu Dekan I FKIP UVRI tahun 1991. Dekan FKIP UVRI Ujungpandang dijabat tahun 1993-1996.

        Jabatan karier terus berpindah, tahun 1997-2000 diangkat menjadi Pembantu Rektor III UVRI Makassar. Selanjutnya tahun 2001-2004 diangkat menjadi Pembantu Rektor II UVRI Makassar. Pembantu Rektor I dijalani 2007-2009. Tahun 2010 diberi amanah menjadi rektor, posisi jabatan tertinggi dalam institusi pendidikan tinggi.

      Kurun waktu kurang lebih 27 tahun mengabdi, cukup banyak suka dan dukanya sudah terlewati. Sukanya, kalau setiap kali tampil di depan kelas dan peserta ajar mampu menerima transper pengetahuan yang diberikan, itu menjadi sebuah kebanggan tersendiri.

       Sukanya yang lain bagi seorang guru ungkap Syamsu, seringkali ditegur seseorang di tempat-tempat umum yang sebelumnya tidak dikenal. Orang bersangkutan kemudian memperkenalkan diri kalau dia adalah mahasiswanya  di masa lalu. Teguran tersebut apalagi di tempat yang kurang kenalan, merupakan sebuah kebahagian tersendiri.

       Seorang dosen tandasnya, memiliki akses jaringan  sangat luas. Mahasiswa yang  dulu pernah diajar, kini sudah banyak  sukses pada bidang profesi masing-masing. Keseringan ketika ada urusan dinas atau pribadi di kantor pemerintah dan swasta, ada-ada saja kemudahan diperoleh. Mahasiswa yang dulu pernah diajar menjadi penentu kebijakan di kantor tersebut memberikan kemudahan menyelesaikan urusan, tegasnya.

      Sosok dosen kata penulis buku, Studi Sosiologi Pada Masyarakat Nelayan, ditantang setiap saat harus belajar sepanjang masa. Kemajuan ilmu pengetahuan dan perubahan sosial masyarakat di sekitarnya harus selalu  menjadi bahan pengamatan.

      Mengasah kepekaan terhadap perubahan sosial dan lingkungan tempat tinggal, Samsu rutin setiap hari membaca media cetak yang terbit lokal di Makassar serta surat kabar nasional. Selain itu juga rajin mengunjungi toko buku guna mencari referensi buku baru terkait dengan masalah yang dihadapi masyarakat.

      Mendatangi toko buku menjadi tradisi rutin setiap saat. Malah kalau melakukan kunjungan ke kota-kota di luar Makassar, dia meyempatkan waktu datang ke toko buku mencari buku-buku baru terbaru guna menambahkan referensi, pengetahuan dan wawasan dalan disiplin ilmu-ilmu sosial  yang ditekuni.

       Mengajar, meneliti dan menulis merupakan tradisi akademik secara rutin dijalani setiap saat. Selain mengajar di kampus UVRI yang menjadi homebase, dia juga mengajar pada program pascasarjana di Universitas Negeri Makassar  dan beberapa kampus swasta lainnya. 

       Disela waktu dia masih tetap menyempatkan waktu untuk menulis buku. Sejumlah buku telah di tulis termasuk di antaranya, buku berjudul, Jamaah Tabigh, Sejarah, Karakteristik dan Pola Perilaku dalam Perspektif Sosiologi. Buku ajar manajemen pendidikan sedang dirampungkan dan kini menunggu waktu untuk masuk percetakan.
    
     
     
    



Tidak ada komentar:

Posting Komentar