Oleh: Moh Yahya
Mustafa
Alumni SMA Negeri 277 Sinjai 1984
Pertarungan politik memperebutkan posisi Bupati Sinjai periode 2013-2018,
pasca Bupati Andi Rudiyanto Asapa
semakin keras dan kencang. Bakal calon bupati (balon) akan bertarung
memperebutkan simpati dan suara pemilih sebanyak 179.748 jiwa, jumlahnya
mencapai 12 pasang mendaftar di KPU Sinjai
Realitas politik demikian memberi indikasi
begitu banyak putra terbaik daerah punya
nyali dan hasrat memasuki pertarungan politik pilbup, yang kadang kejam dan
tidak mengenal kawan dan lawan.
Fase
pilbup Sinjai memasuki tahap klarifikasi balon, kemudian ditetapkan siapa jadi calon bupati, bakal bertarung pada Pilbup Sinjai digelar, 17 April 2013.
Balon yang mendaftar itu terdiri atas 4 paket
dari jalur independen, dan 8 paket calon
dari jalur partai politik. Mereka dari jalur independen adalah; Lukman Arsal-Djamalaluddin Ramli; A.Jefrianto
Asapa- Hermansyah Rawi; Muhlis Isma-A.Musa Rasyid; Amru Ridjal Junaid- Zainuddin
Fatbang,
Balon dari jalur partai politik yakni
; Sabirin Yahya-Fajar Yanwar, didukung
Partai Demokrat, PBR dll; Syamsul
Qamar-Marwah Djufri (PKS,PKB dan PDK);A.Mahyanto Masda-Massalinri Latif (Partai
Golkar dan Hanura); Anis Asra- Muh Yahya
( PDIP, Barnas, PPD, PNBK, Partai Marhaenisme dll); Hasan Basri Ambarala-Sultani
( Republikan); Muhlis Panaungi -
Zulfikar Hamid (PAN dan PPP); Irwan Parawari-Takdir (Hanura, Partai Kedaulatan
dan PBB; Andi Gadista Asapa-Mukhtar Mappatoba (PAN, PPRN).
Munculnya dukungan ganda pada balon
bupati yang mendaftar di KPU, sehingga, finalisasi dan klarifikasi KPU Sinjai
dilakukan ke pengurus pusat partai, guna
memberi jawaban, sekaligus menentukan siapa lolos seleksi
jadi calon bupati.
Geopolitik Lokal
Pilbup Sinjai 2013, termasuk luar biasa dalam
percaturan politik. Pertama kali dalam sejarah mencatat, munculnya calon independen ikut bertarung memperebutkan suara rakyat. Calon independen
itu pertanda, masyarakat semakin cerdas,
semangat berpolitik sangat tinggi dalam memunculkan
pemimpin lima tahun ke depan.
Kehadiran balon bupati independen memberi
indikasi, posisi jabatan bupati memberi daya tarik dan pesona kekuasaan sangat
kuat. Para petarung itu adalah politisi dan profesional lainnya. Mereka hendak
mengabdikan dirinya melayani rakyat dan mencarikan jalan keluar dari persoalan
kehidupan keseharian.
Maraknya balon bupati bertekad maju menjadi calon, terkait dari realitas
politik, sosok bupati incumbent Andi
Rudiyanto tidak lagi mencalonkan diri selaku kandidat.
Membaca peta perpolitikan lokal Sinjai, tidak terlepas dari geopolitik, dengan memahami sejarah masa lalunya. Wilayah ini di masa lalu dikenal, adanya tiga
kerajaan berdaulat dan saling
menghargai. Ketiga kerajaan itu dikenal persekutuan Tellu Limpoe, terdiri atas Kerajaan Tondong, Kerajaan Bulobulo dan Kerajaan
Lamatti.
Wilayah Kerajaan Tondong,saat ini masuk Kecamatan Sinjai Timur,
Kecamatan Tellu Limpoe dan sebagian Kecamatan Sinjai Tengah. Kerajaan Bulobulo,
wilayahnya saat ini mencakup,Kecamatan Sinjai Selatan, Kecamatan Sinjai Barat
dan Kecamatan Borong Kompleks. Wilayah Kerajaan Lamatti, kini mencakup
Kecamatan Sinjai Utara, Kecamatan Bulupoddo dan Kecamatan Pualu-Pulau
Sembilan.
Tarikan sentimen sejarah politik masa lalu, menjadi bagian dari realitas
kekinian. Elite politik dan birokrasi yang berkuasa dan memerintah, tidak
terlepas dari turunan dan keluarga besar ketiga kerajaan di masa lalu itu.
Kekuatan
calon yang dapat memenangkan pertarungan pemilihan bupati, minimal mampu
menjalin koalisi di antara ketiga kerajaan masa lalu itu. Paket bupati dan
wakilnya akan meraih dukungan sifnifikan dan memenangkan pertarungan, kalau
menjadikan sentimen masa lalu sebagai salah satu variabel menetapkan paket
calonnya.
Jika misalnya calon bupati
berasal dari wilayah Lamatti, maka wakilnya sebaiknya berasal dari Tondong atau
Bulobulo, begitu pula sebaliknya. Pola penggabungan dua tarikan kerajaan masa
lalu di kalangan masyarakat Sinjai, tetap jadi variabel politik tidak boleh diabaikan begitu saja. Kemenangan
calon bupati, harus me-rekeng faktor geopolitik dari pertarung yang akan
dipaketkan dalam calon bupati dan wakilnya.
Kearifan
Lokal
Calon bupati, dituntut kerja
keras memasang taktik dan strategi lewat kampanye agar dukungan mayoritas suara pemilih berpihak kepada kandidat bersangkutan.
Pemilih
mayoritas masih tinggal jauh di wilayah pedesaan, maka pesan kearifan lokal
dalam memilih pemimpin sering menjadi faktor cukup menentukan kemenangan dan
kekalahan kandidat.
Antropolog dan budayawan Sulsel, asal Sinjai, Prof.Dr.H.Abu Hamid, pada
makalahnya tidak dipublikasikan‘’Budaya Politik dan Kepemimpinan di Sulawesi
Selatan ‘’, dia mengatakan, nilai utama jadi ukuran sikap mental seorang pemimpin
Bugis adalah; malempu-pi (kejujuran).
Sikap jujur berbuat dan berbicara terhadap diri dan orang lain. Penutup
kejujuran adalah perbuatan sewenang-wenang.
Adatongeng (berkata benar), penutup dari sikap ini adalah kebiasan
berkata bohong dan dusta. Amaccangeng (pintar), sikap ini ditutup oleh kemarahan suka marah. Ciri orang pintar, manyameng ininnawa (tenang hati) serta
memandang segala sesuatu dengan sikap madeceng
kalawing ati (baik kandungan hatinya). Siriq
atau engkapa siriqna, (memiliki
rasa malu), penutup dari sikap ini rakus,
loba, (mangowa)
Nilai utama itu menurut Abu Hamid, harus dilengkapi syarat yakni; magetteng….
(konsisten taat asas), kematangan dalam wawasan, pengetahuan dan kepintaran. Awaraningeng (keberanian), syarat ini
adalah keberanian mengambil risiko, mencipta dan gagasan paradigm baru untuk kesejahteraan masyarakat. Maka-makapi (kemampuan), dilihat dari
segi rohani dan tidak cacat. Malabopi (pemurah)
memberi sesuai kewajaran serta murah hati membantu orang susah. Sitinajapi (kewajaran).
Mappasitinaja (menempatkan urusan sesuai kewajaran menurut situasi sosial).
Sipakatau (saling memanusiakan), sifat sopan
santundan tutur kata berbudi bahasa mulia dalam komunikasi tatap muka. Orang
mulia orang tahu memuliakan orang lain. Menutupi sikap sipatau adalah sikap matempo
(arogan) dan bangga diri.
Maccappi
duppai ada (pintar menerima menjawab kata), pemimpin bijak menerima saran
dan kritikan lalu menjawabnya secara bijak pula, ia memahami dibalik ucapan orang serta maksud
dan tujuannya serta madeceng kalawing ati
(baik kandungan hati) …. Dimuat di
Harian Tribun Timur, 16 Januari 2013
Tidak ada komentar:
Posting Komentar