Senin, 22 April 2013

Mansyur Ramly di BAN PT


      Informasi terpilihnya Dosen Kopertis Wilayah IX Sulawesi, Prof.Dr.H.Mansyur Ramly, MS selaku Ketua BAN PT periode 2012-2016, membuat civitas akademika kampus PTS merasa senang dan gembira.  

       Bagaimana tidak,  sepanjang sejarah pembentukan BAN-PT sejak  tahun 1996, baru kali ini ada dosen dari PTS menjadi orang nomor satu,  sekaligus mengendalikan lembaga pemberi legitimasi kepada program studi yang akan mencetak sumber daya manusia berkualitas.

       Civitas akademika dari kampus PTS terutama di wilayah Pulau Sulawesi memberi apresiasi cukup tinggi. Sosok mantan Rektor UMI Makassar, tentu banyak harapan dari kampus PTS   bakal diakomodasi terhadap keluhan dan problematika para  pengelola kampus-kampus PTS. Bagi Mansyur Ramli, walau tidak dilaporkan secara mendetail dia sudah hapal betul kondisi riel  kampus-kampus PTS.

      Kehadiran orang PTS di BAN-PT, tentu diharap akan lebih aspiratif dalam menilai serta penuh dengan kearifan dan kebijakan. Tetapi walau demikian lembaga BAN-PT selaku institusi yang diberi kewenangan menilai prodi  tentu memiliki standar baku dalam penilaian yang harus ditegakkan. 

      Kinerja BAN-PT selama ini sekaligus menjadi laporan kepada masyarakat akan kondisi sebenarnya dari  kampus yang melaksanakan proses pembelajaran. Laporan akreditasi sekaligus menjadi acuan penilaian dari masyarakat jika  akan menyekolahkan anak-anak mereka di kampus yang dikelola pemerintah dan swasta.

      Masa periode Mansyur Ramly diperhadapkan dengan daftar panjang masalah dalam dunia pendidikan tinggi. Tercatat masih cukup banyak prodi belum terakreditasi serta prodi yang bakal melakukan re-akreditasi.

      Pada sisi lain tuntutan dari regulasi pendidikan tinggi, mengharuskan prodi yang terakreditasi BAN-PT yang boleh  melakukan wisuda sarjana. Sebaliknya kampus tidak terakreditasi sesuai UU tidak diperkenangkan. Realitas demikian menjadi pekerjaan besar dari mantan Kepala Balitbang Kemendikas untuk mencarikan jalan keluar, termasuk memberi nilai akreditasi terhadap prodi yang belum terakreditasi.

       Kendala utama menjadi tantangan BAN-PT sejak dari dulu adalah keterbatasan tenaga asesor. Harapan banyak dosen dari Kawasan Timur Indonesi (KTI) terutama dari kampus PTS yang sudah memenuhi syarat, untuk ikut seleksi tenaga asesor. Kehadiran Mansyur Ramly dengan tetap mengacu pada regulasi yang ada tentu akan memberi perhatian kepada problematika yang melilit pengelolaan kampus terutama  PTS di KTI.

       Keterbatasan tenaga asesor menjadikan kinerja BAN-PT dirasa belum maksimal. Prodi yang telah mengajukan syarat admnistrasi untuk urusan akreditasi atau re-akreditasi, seringkali harus menunggu cukup lama baru tim asesor melakukan visitasi ke kampus bersangkutan. 

       Lambannya  visitasi prodi membuat antrian prodi yang belum terakreditasi setiap saat mengalami penambahan. Pada sisi lain prodi juga berkejaran dengan waktu pemberlakukan regulasi mengharuskan prodi akreditasi yang dapat mengeluarkan ijazah dan menggelar wisuda.

      Kinerja empat tahun kedepan BAN-PT dengan kehadiran sosok Mansur Ramly, diharap mampu memberi alternatif keluar dari lingkaran masalah dalam dunia pendidikan tinggi. *** (Editorial Majalah CERDAS edisi September 2012)
   

Tidak ada komentar:

Posting Komentar