Jumat, 21 November 2014

Penerbit Buku Ombak Yokyakarta: Dosen Minim Tradisi Menulis



Minimnya dosen menulis buku, khususnya bahan ajar/teks/daras, disebabkan oleh banyak faktor. Tetapi yang paling dominan oleh karena lemahnya tradisi menulis di kalangan dosen. 

       Fakta ini tentu sangat memprihatinkan oleh karena dari kalangan inilah—dosen dan kampus—produk ilmu pengetahuan (peradaban) harusnya dilahirkan. Demikian ditegaskan. Direktur Kelompok Penerbit Ombak Yogyakarta. M.Nursa. 

      Oleh karena itu, perlu ditumbuhkan tradisi menulis di kalangan dosen, termasuk penguasaan penulisan dalam bahasa Indonesia sesuai dengan EYD. Secara stuktural, solusi atas fakta ini sudah diatasi dengan berbagai kebijakan dari DIKTI dengan bantuan dana penelitian dan penerbitan buku ajar/teks, tandas pria kelahiran Jeneponto Sulsel ini.  

       Kebijakan ini harus diteruskan ke tingkat universitas, fakultas dan program studi/jurusan untuk menumbuhkan tradisi menulis. Terakhir, para dosen harus mempunyai kesadaran diri bahwa menulis buku merupakan bentuk pertanggungjawaban intelektual dan sosial atas hakikat kediriannya sebagai dose.

       https://mail.google.com/mail/u/0/images/cleardot.gif Kelompok Penerbit Ombak (KPO), lahir dari rahim Komunitas Ombak pada 8 Februari 2002. Didirikan oleh sekelompok anak muda Indonesia di Yogyakarta yang konsen pada masalah-masalah intelektual. Pada awal berdirinya—oleh karena kondisi yang ada—Komunitas Ombak intens melakukan kajian dari berbagai tema yang berkembang saat itu. Kajian ini adalah bagian dari divisi penelitian dan pengembangan. 

      Tepatnya 10 Juni 2002, buku pertama Komunitas Ombak terbit. Sejak saat itu, menyusul terbitan buku bertema sejarah, pemikiran, kebudayaan, sastra dan humaniora dalam pengertian luas. (yahya-wahab)






Tidak ada komentar:

Posting Komentar