Kamis, 22 Maret 2018

Info Kopertis IX Sulawesi Jangan Coba-Coba Palsukan Ijazah Pelaku Akan Ketahuan

MAKASSAR- Koordinator Kopertis IX Sulawesi Prof Dr Jasruddin, Sespel Kopertis IX, Dr Hawignyo, bersama Ketua Umum Asosiasi Dosen Indonesia (ADI), Prof Dr Hj Masrurah Mochtar.

       Ketua APTISI A  Sulawesi IX, Prof Dr Farid Ma’ruf, Ketua Aliansi Penyelenggaran Perguruan Tinggi (APPERTI) , Prof Dr Basri Modding.

       Para rektor dan guru besar ikut meramaikan acara Daeng Mampo  disiarkan  live di studio TVRI Sulsel, Selasa (13/3/2018) malam.

       Rektor yang hadir, Rektor Unasman Sulbar, Dr. Chuduriah Sahabuddin, M.Si, Rektor Universitas Islam Makassar, Dr. Hj. Andi Madjdah M.Zain, M.Si.   

 Acara Daeng Mampo yang disiarkan TVRI Sulsel setiap malam Rabu adalah salah satu program  hiburan TVRI Sulsel.

        Diselingi dengan lagu-lagu daerah dan bahkan pembawa acaranya pun lebih banyak berdialeg bahasa daerah Makassar dengan audensi.

Pada acara ini, Koordinator Kopertis IX Sulawesi Prof Jasruddin, ketika pembawa acara mempertanyakan isu ijazah palsu di perguruan tinggi, apakah di era Pak Prof Jas bisa ditiadakan?.

       Mantan Direktur Pascasarjana UNM dengan tegas mengatakan, pemerintah melalui Kemenristekdikti sekarang ini sudah memasang perangkapnya. Cepat atau lambat pasti akan ketahuan.

       “Jadi jangan coba-coba memalsukan ijazah, karena pasti yang bersangkutan akan terperangkap dan ketahuan,”ujar Prof Jas seraya mengatakan memalsukan ijazah adalah sebuah pelanggaran berat terhadap dunia pendidikan.  

      Ketua Aliansi Penyelenggara Perguruan Tinggi Swasta (APPERTI) Sulsel, Prof Basri Modding, mengatakan, organisasi yang baru dua bulan terbentuk di Sulsel ini. Memiliki visi bagaimana mempersiapkan fasilitas perguruan tinggi, serta perguruan tinggi harus bisa menyiapkan usaha – usaha yang produktif.

       Direktur Pascasarjana UMI Makassar ini, juga mengatakan, organisasi  kumpulan para pendiri perguruan tinggi yang dipimpinnya itu. Telah banyak mengalami banyak hambatan, apalagi dengan peraturan Kemenristekdikti yang mempersyaratkan prodi maupun institusi harus terakreditasi dan lainnya.

      Sekarang ini, kata Prof Basri, beberapa perguruan tinggi saat ini sedang dalam pembinaan, bahkan ada  sudah diputus dan ini juga hambatan sekaligus menjadi tugas Aliansi Penyelenggara PTS.

      “Saya berharap perguruan tinggi yang memiliki masalah jangan langsung diberikan rekomendasi untuk dicabut  isinnya, tapi kalau masih bisa dibina itu jauh lebih adil ketimbang langsung ditutup,”tegasnya.

     Sementara Ketua Umum Asosiasi Dosen Indonesia, Prof Dr Hj Masrurah Mochtar, mengatakan, organisasi yang dipimpinnya sekarang ini sudah berdiri sejak tahun 1998.

       Asosiasi ini sudah cukup tua dibandingkan dengan asosiasi lainnya, sehingga sudah banyak berkiprah di tingkat nasional dan dalam waktu dekan ini akan dilaksanakan workshop.(nasrullah)
  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar