Minggu, 11 Maret 2018

Riset Kopertis IX Sulawesi 2018, Alokasi Dana Mencapai Rp 35,76 M

MAKASSAR- Pengembangan riset dan pengabdian pada masyarakat khususnya di lingkungan perguruan tinggi di Indonesia sampai saat ini masih terkesan lambat dan  kurang memiliki daya tarik.  Padahal perguruan tinggi adalah lumbung orang-orang  cerdas dan kreatif, namun untuk kegiatan riset belum dianggap sesuatu  yang   menarik di Indonesia.

Boleh jadi, ini juga akibat dari kesalahan  pemerintah yang terkesan masih setengah hati mendorong pengembangan riset dan pengabdian di Indonesia selama ini. Meskipun demikian dalam tiga  tahun terakhir pengembangan riset di perguruan tinggi di Indonesia terkhusus dalam lingkup Kopertis IX Sulawesi telah mengalami peningkatan yang luar biasa.


Data Kopertis IX, bahwa tahun 2015 kegiatan penelitian telah melibatkan sebanyak 808 dosen, meningkat 2016 menjadi 924 dosen. Dan tahun 2017 lalu pengingkatannya sangat signifikan dosen yang terlibat dalam  kegiatan riset sebanyak 1.364 orang.

Tidak hanya jumlah dosen peneliti yang meningkat tetapi perguruan tinggi yang menerima dana riset juga semakin meningkat dalam tiga tahun terakhir, yakni tahun 2015 jumlah perguruan tinggi yang terlibat kegiatan riset sebanyak 55, meningkat tahun 2016 menjadi 77 perguruan tinggi dan 2017 perguruan tinggi yang terlibat kegiatan riset sudah mencapai 102.

Kepala Bidang Kemahasiswaan dan Ketenagaan Kopertis IX Sulawesi, Ichsan Kasnul Faraby, S.Sos, M.Si didampingi stafnya,m  Dr Mustakim Muhlak, .M.Si memberikan data penelitian dan pengabdian masyarakat, bahwa dalam tiga tahun terakhir  pagu anggaran penelitian dan pengabdian masyarakat di kopertis IX terus mengalami peningkatan.

Dana penelitian dari Kemenristekdikti  yang diterima Kopertis IX Sulawesi tahun 2015  mencapai Rp14.584.500.000, meningkat 2016 menjadi Rp15.037.100.000, dan 2017  menjadi Rp31.324.411.000 dan tahun 2018 meningkat lagi menjadi Rp35.762.907.000

Berbeda dengan dana pengabdian pada masyarakat masih sangat rendah, tahun 2015  baru mencapai Rp7.388.500.000, tahun 2016 meningkat Rp9.398.600.000, tahun 2017 turun menjadi Rp8.999.640.000 dan meningkat tahun 2018 menjadi Rp9.563.000.000.

Dana penelitian yang terserap ke perguruan tinggi dalam tiga tahun terakhir ini, dimulai tahun 2015 terbesar UMI Makassar (Rp3.572.000.000), Unismuh Makassar (Rp1.600.000.000), Umpar (Rp1.500.000.000), UKI Paulus (Rp1.200.000.000), dan Unibos (Rp1.200.000.000).

Dana penelitian 2016 terbesar UMI Makassar (Rp3.997.000.000), Umpar (Rp1.419.000.000), Unismuh Makassar(Rp1.857.000.000) dan Unibos (Rp1.100.000.000).

Sedangkan tahun 2017 dana penelitian terbesar UMI Makassar (Rp8.800.000.000), Unismuh Makassar (Rp3.200.000.000), Umpar (Rp2.600.000.000).

Dan tahun 2018 pergurun tinggi yang mendapatkan dana penelitian tertinggi masih dipegang oleh UMI Makassar (Rp 6.347.000.000), Unismuh Makassar (Rp 3.464.130.000), Umpar (Rp2.889.500.000), Unibos (Rp1.250.000.000) dan UKI Paulus (Rp1.400.000.000).

Sedangkan untuk  kegiatan pengabdian dalam tiga tahun terakhir tahun 2015 terbesar  dananya Unibos (Rp2.000.000.000), serta Unismuh Makassar (Rp790.000.000). Tahun 2016 terbesar  Unibos (Rp3.200.000.000), UMI (Rp786.000.000) dan Unismuh Makassar (Rp616.000.000).

Tahun 2017 terbesar  Unibos (Rp2.900.000.000),  Unismuh Kendari (Rp. 606.000.000), UMI (Rp483.000.000), UKI Paulus (Rp. 450.000.000), Unismuh Makassar (Rp. 4.00.000.000).

Di tahun 2018 Unibos masih yang paling terbesar menyerap dana pengabdian pada masyarakat  yakni (Rp. 2.551.000.000), menyusul  Uncok Palopo (Rp.755.000.000), Unismuh Kendari (Rp. 655.000.000), serta Unismuh Palu (Rp. 650.000.000).

 Sekadar diketahui ada dua perguruan tinggi yang sudah masuk klaster utama untuk penelitian yakni UMI Makassar dan Uncok Palopo. Sementara klas madya ada lima PTS yakni, Unismuh Makassar, Umpar,  Universitas Al-Khaerat, UKI Paulus dan Unismuh Buton.(nasrullah-yahya)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar