Kampus Universitas Satria terletak persis di jantung kota Makassar yakni Jl. Veteran Selatan. Lokasi yang sangat strategis tersebut menjadi salah satu modal dasar untuk lebih mengembangkan kampus yang didirikan oleh mantan Rektor Universitas Hasanuddin, Dr.Moh Natzir, SH pada tahun 1987.
Universitas Satria Makassar (UNSAT), kini dipimpin oleh salah seorang putri almarhum Moh Natzir, Dra. Rosmawaty N Bachatiar, M.Hum. Generasi kedua yang memimpin kampus, kini memasuki periode kedua jadi rektor 2008-2010.
Periode pertama rektor 2004-2008, Dosen Dipekerjakan Kopertis (DPK) di STIM LPI Makassar menempuh beberapa kebijakan yang sangat strategis. Kebijakan itu sekaligus merupakan fondasi yang mendasar dan kuat untuk pengembangan kampus di masa akan mendatang. Kebijakan itu di antaranya, melakukan pengurusan perpanjangan izin pengelolaan prodi serta mempercepat semua prodi mendapat akreditasi dari BAN-PT.
Prodi yang mendapat perpanjangan izin operasional serta terakreditasi BAN-PT yakni; kehutanan; hukum, komunikasi, administrasi publik, pemerintahan, bahasa dan sastera Inggeris.
Kerja keras dari semua komponen pengelola kampus menurut wanita kelahiran Makassar, 27 Februari 1959 ini, membuahkan hasil dengan terakreditasinya pada 2006 semua program studi kecuali, tehnik arsitektur, tehnik industri serta tehnik mesin. Ketiga prodi tersebut cukup beralasan belum terakreditasi karena izin operasional baru keluar tahun 2006, katanya.
Periode pertama jadi rektor, editor buku Siri dan Tertib Sosial ini, kampus sempat meraih beberapa jenis bantuan dari pemerintah di antaranya; hibah kompetensi (2005); Soft Skill Kemahasiswaan (2006) serta bantuan Teknologi Informasi (2007-2008). Bantuan yang diberikan pemerintah pusat ke kampus, tidak terlepas dari proses pembelajaran yang dijalani sesuai dengan aturan dan mekanisme yang ada, ungkap Sekretaris DPD Wanita Kosgoro Sulsel ini.
Membuka Pascasarjana
Memasuki periode kedua kepemimpinannya, Rosmawaty membuka program studi pascasarjana ilmu komunikasi. Prodi yang mulai menerima mahasiswa baru 2009, merupakan kerja keras dari semua pihak. Peminat yang cukup besar sehingga menjadi tantangan tersendiri bagi pengelola untuk menghadirkan proses pembelajaran yang profesional dengan ketersediaan sarana dan prasarana serta kualitas tenaga dosen yang menjadi skala prioritas.
Prodi pascasarjana membuka konsentrasi komunikasi pendidikan, komunikasi pemerintahan, komunikasi kesehatan, komunikasi politik, komunikasi jurnalistik dan media elektronik.
Animo masyarakat ikut proses pembelajaran termasuk cukup tinggi, malah ada di antaranya terpaksa di tolak karena sudah tidak lagi sesuai dengan rasio dosen dan mahasiswa. Pascasarjana itu merupakan bagian dari upaya kampus berperan turut serta mencerdaskan anak-anak bangsa, ungkapnya.
Periode kedua kepemimpinan juga ditargetkan untuk menambah program pascasarjana dengan membuka pascasarjana ilmu hukum. Persiapan sedang dilakukan dengan membenahi fakultas hukum agar dapat meraih nilai B ketika tim assor BAN-PT turun melakukan klarifikasi di kampus. Prodi lainnya setiap saat diingatkan para pengelola untuk melakukan pembenahan guna menyambut tim dari BAN-PT.
Target menjelang berakhir masa jabatan periode kedua menjadi rektor, Universitas Satria sudah dapat mencapai akreditasi institusi 2012. Mencapai target tersebut tidak hanya sebatas retorika semata, tetapi membutuhkan kerja keras dengan melibatkan semua elemen kerja yang ada di kampus. Pelibatan semua elemen kampus telah dilakukan setiap saat.
Pimpinan fakultas lebih memahami masalah dan peluang pengembangan kampus, sehingga pihak rektorat memberi kebebasan kepada pimpinan fakultas mengembangan diri dengan tetap mengacu pada regulasi yang ada. Memberikan kebebasan kepada pimpinan fakultas menjadikan masing-masing fakultas dapat melakukan pembenahan diri kata magister humaniora PPs Unhas 1999
Menjadi Mahasiswa
Ditengah kesibukan memimpin kampus, Rosmawaty masih sempat membagi waktu dengan kuliah program doctoral ilmu-ilmu linguistik di Program Pascasarjana UNHAS Tahun 2009 terdaftar jadi mahasiswa. Dia pun kembali melakoni dunia mahasiswa, masuk kelas ikut pembelajaran, membikin makalah dan laporan yang menjadi penugasan dari dosen.
Pilihan lanjut S3 kata mantan Kepala SMP Satria Makassar ini, merupakan tuntutan zaman sekaligus menambah pengetahuan dan keterampilan selaku dosen. Jenjang karier profesi dosen katanyam tidak terlepas dari jenjang pendidikan formal yang sudah dijalani, katanya.
Kesibukan kuliah sehingga, dia harus membagi tugas dengan para pembantunyan di kampus. Kewenangan rektor membidangi akademik, administrasi dan kemahasiswaan lebih diberdayakan, sehingga proses pembelajaran berjalan secara normal, meski dia lebih banyak menghabiskan waktu untuk kuliah.
Menjadi mahasiswa katanya, memberi banyak pengalaman baru. Pengenalan terhadap teknologi informasi menjadi sebuah keharusan. Beberapa dosen menugaskan mahasiswa lewat e-mail. Kadang juga ada dosen yang memberi tugas mencari bahan-bahan lewat email.
Ketika tugas-tugas itu harus dikerjakan, seringkali meminta bantuan dari anak-anaknya yang juga masih kuliah pada jenjang S1. Maka seringkali ibu dan anak belajar bersama di depan internet mencari bahan perkuliahan masing-masing.
Jangan Ada Dusta Diantara Kita
Menjalani rutinitas setiap hari selaku rektor dan mahasiswa S3, Sekretaris Unit Pengembangan Pemberdayaan Perempuan Kopertis Wilayah IX (UP3K), dia tetap menganut prinsip, agar sesama elemen kerja di kampus, jangan ada dusta di antara kita. Prinsip itu yang diterapkan selama hampir 8 tahun memimpin kampus, sehingga dia mampu mengembangkan kampus dengan meraih target-target yang telah disepakati secara bersama.
Selain itu dia juga menganut sikap, mengelola kampus, haruslah dilakukan secara ringan sama dijinjing berat sama dipikul. Dia juga selalu menerapkan prinsip kebersamaan di antara mitra kerja di kampus. Penerapan prinsip tersebut, sehingga kepemimpinan dua periode di kampus yang terletak di Jl. Veteran Selatan dapat berjalan secara normal apa adanya. (yahya)
Editor Buku Siri dan Silariang
Walau disibukkan dengan rutinitas selaku rektor selama dua periode, tetapi dia masih sempat menjadi editor pada dua buku. Kedua buku itu adalah karya almarhum bapaknya yang diedit ulang kemudian diterbitkan untuk menjadi bagian dari pengembangan keilmuan.
Kedua buku yang terbit tersebut sekaligus menjadi editornya yakni; Silariang Siri’ Orang Makassar serta Siri dan Tertib Sosial. Silariang adalah naskah buku dari almarhum bapaknya, HM.Natzir Said ditulis tahun 1950-an.
Buku Silariang terbit tahun 2005 setebal 86 halaman dengan nomor ISBN 979-3570-08-3, isinya soal siri kaitan dengan perkawinan orang Makassar. Ada tiga sebab yang bisa menimbulkan Siri’ bila tidak dibayar dengan perkawinan yakni; silariang; nilariang serta erangkale.
Buku kedua berjudul Siri dan Tertib Sosial dengan nomor ISBN :979-15597-0-8 setebal 61. Siri dalam buku ini merupakan nilai dasar dan titik sentral dari sistem budaya, sosial, kepribadian dan malah secara normatif dari sistem hukum adat. Karena merupakan nilai dasar, maka siri na pace merupakan harga diri manusia Bugis Makassar. Jika soal mendasar itu diusik dan dilecehkan maka nyawa akan menjadi taruhannya.
Menjadi editor buku katanya, sekaligus menjadi bagian dari pengembangan dunia intelektual. Beberapa naskah bukunya kini sedang dipersiapkan untuk diterbitkan lagi yakni berupa buku ajar untuk mahasiswa pada mata kuliah bahasa Inggeris. Menulis buku bagi seorang dosen katanya menjadi sebuah tuntutan dan kebutuhan setiap saat. (moh yahya mustafa)
Biodata
Nama: Dra.Rosmawaty N.Bachtiar, M.Hum
Tgl Lahir : Makassar, 27 Pebruari 1959
Pekerjaan : Rektor Universitas Satria Makassar
Status: DPK STIM LPI Makassar
Pendidikan:
S1 Sastera Inggeris Unhas 1987
S2 Sastera Inggeris PPs Unhas 1999
S3 Sastera PPs Unhas sedang kuliah
Senin, 12 Juli 2010
Dra.Rosmawaty N.Bachtiar, M.Hum : Target 2012 Universitas Satria Terakreditasi Institusi
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
tapi sayang karena kondisi kampus tidak diperhatikan n PR III yang tampak arogan dan bahkan tidak menghiraukan lagi UKM yang ada di kampus.
BalasHapustapi sayang kondisi kampus tidak diperhatikan ditambah lagi dengan PR III yang selalu tampak arogan dan bahkan tidak lagi menghiraukan UKM yang ada di kampus.
BalasHapus