Rabu, 20 Februari 2013

Andi Ahmad Firman, SE, M.Si: Tak Rela AlmamaterTinggal Nama


Impian di masa kecil bagi Ketua STIE Rizky Makassar, Andi Ahmad Firman, SE, M.Si ingin menjadi seorang polisi. Sosok polisi di tanah leluhurnya Tanete Bulukumba Sulawesi Selatan, dimasa itu mempesona dirinya, sehingga menjadi sebuah cita-citanya .
 
      Setamat SMAN Tanete 1991, pria kelahiran 1972, lulus kulliah Poltek ITB di Bandung, tetapi kedua orang tua tidak memberi izin menuju ke Kota Kembang itu, sehingga kuliah pada D3 AMIK Rizky Makassar.

      Kuliah bidang komputer pada kampus satu-satunya di Indonesi Timur kala itu menjadi tantangan sekaligus titik balik dalam kehidupannya.Usai studi meraih ahli madya komputer 1997, tawaran kerja datang dari berbagai kalangan.

      Pernah dua tahun kerja kontrak di PLN, perusahaan konsultan nasional serta perusahaan Multi Niaga. Ketika ada peluang rekruitmen tenaga dosen dari Kopertis, kesempatan itu tidak dilewatkan dan hasil tes dinyatakan lulus 2005.

      Jenjang S1 dirampungkan di STIE Rizky 2002. Usai diwisuda langsung diangkat menjadi DTY pada kampus almamaternya itu,  tetapi sebelumnya sempat mengajar dan instruktur komputer pada D3 AMIK Rizky.

        Rutinitas selaku DTY di kampus terletak di Minasaupa Makassar ini dijalani apa adanya, pernah diberi amanah jadi ketua prodi akuntansi dan ketua LPPM, semua amanah dijalani dengan tekun, sabar dan bekerja secara profesional.

Titik Balik
       Dinamika kampus mulai mengalami masa surut ketika pendiri dan ketua yayasan kampus, Drs.H.Nasser Abd Djamal, MM pada 2005, meninggal dunia.  Aktifitas kampus pelan-pelan surut,   malah pernah ada waktu dalam pase itu, proses pembelajaran mengalami kondisi berjalan di tempat.

      Tahun 2012,  anggota senat kampus  pada proses pemilihan ketua memberi  amanah memimpin kampus, menggerakkan dan kembali menggairahkan proses pembelajaran di kampus. 

      Langkah pertama ditempuh sebelum menentukan kebijakan strategis, melakukan studi banding di kampus PTS pengelola ilmu ekonomi di Makassar dan di luar kota. Proses pembelajaran, kurikulum, gaji dosen dan pegawai serta pembayaran mahasiswa.

      Hasil kunjungan dari kampus itu, diambil kebijakan di antaranya, menerapkan sistem belanja mata kuliah bagi mahasiswa. Mahasiswa membayar sesuai  jumlah mata kuliah diprogramkan.

        Membangun dan menumbuhkan semangat  dan budaya kerja keras dikalangan pegawai dan dosen. Kinerja dosen dan pegawai disesuaikan dengan  akseleri. Menghadirkan budaya pelayanan prima pada mahasuswa perlahan kampus  selama ini sepi,  mulai ada dinamika, dosen agak rajin datang dan mahasiswa pun mulai meramaikan kampus.   

        Pembenahan honor dosen  juga menjadi salah satu skala prioritas. Jumlah mata kuliah  ditawarkan relative  berkurang,  setelah dilakukan pembenahan jumlah SKS, selama ini  banyak mata kuliah berbobot 2 SKS, setelah direvisi hampir semuanya berbobot 3 SKS, kebijakan itu,  mengurangi tenaga dosen dan honor lebih banyak lagi dibayarkan kepada dosen,  karena jumlahnya berkurang.

      Aktifitas mahasiswa juga mulai ramai, lembaga kemahasiwan berupa BEM dan HMJ dibenahi struktur dan personalnya. Kehadiran lembaga mahasiswa,  menghidupkan suasana alam dunia kemahasiswaan. 

      Pelatihan dan kegiatan akademik lainnya,  diberi ruang lebih nyaman dan mendorong mahasiswa ikut pelatihan atau training digelar prodi ilmu-ilmu ekonomi pada kampus PTS dan PTS di Makassar dan sekitarnya.

Berdayakan Alumni
      ‘’ Selaku alumni saya tidak rela kampus ini pada akhirnya hanya tinggal nama’’ tegas mahasiswa S3 Manajemen PPs UMI Makassar ini. 

     Strategi ditempuh guna mempertahankan nama almamater dengan memberdayakan alumni jumlahnya ribuan dan menyebar bekerja pada instansi negeri dan swasta. Respon alumni setelah diberi amanah memimpin kampus, katanya termasuk cukup luar biasa. Dukungan moril,  ide serta semangat setiap saat diberikan.

      Para alumni itu menurut Ahmad dijadikan sebagai media menyebarkan informasi  kampus terutama kepada keluarganya  dan masyarakat di sekitar lingkungannya. Dialog sering dilakukan entah secara tatap muka atau lewat teknologi informasi, cukup membantu.

      Pertemuan intensif  dengan alumni kemudian mereka sepakat menuntut kampus segera membuka prodi S2. Tuntutan alumni itu,  segera direspon dengan melakukan pembenahan sumber daya dosen. Dua dosen sedang merampungkan studi S3 dan beberapa lainnya lanjut S2.

      Paling lambat semasa periode jadi ketua 2012-2016, prodi S2 Manajemen atau akuntansi STIE RIZKY Makassar, terwujud dan menjadi bagian dari upaya bersama membesarkan dan memberi daya saing kampus, kata magister manajemen keuangan PPs UNHAS ini. (moh yahya mustafa)

1 komentar: