Senin, 22 April 2013

W I S U D A


      Prosesi hari wisuda,  menjadi penantian panjang bagi mahasiswa. Hari itu  menjadi akhir dan ujung dari semua proses perkuliahan di kampus. Selama proses perkuliahan tentu cukup banyak juga cerita dan berita terlewati. 

      Cerita tersebut bisa saja menyenangkan atau malah menjengkelkan. Realitas demikian boleh jadi datangnya dari perilaku dosen killer, dosen malas mengajar,  atau pihak kampus terkadang terlalu birokrat dan berbagai macam cerita lainnya.

      Jika kemudian tiba hari wisuda, maka semua cerita dan berita menyenangkan dan menyedihkan itu, menjadi sebuah kenangan masa lalu. Sang mahasiswa dengan gelar akademik yang disandang kembali,  akan merumuskan masa depan dengan memilih profesi  layak untuk dijalani sekaligus mengabdikan diri dan ilmunya.

      Pilihan pada profesi tentu tidak terlepas dari pengetahuan dan keterampilan didapatkan selama dalam proses pembelajaran di kampus. Khusus jenjang S1 reguler seorang mahasiswa, prosesi wisuda baru dapat diikuti setelah menjalani proses pembelajaran paling sedikit,  3 tahun 8 bulan, sesuai regulasi berlaku selama ini. 

      Rentang waktu demikian harus dijalani bagi mereka yang ikut dalam studi S1 reguler. Jika kemudian di tengah masyarakat ada sarjana S1 tidak mencukupi waktu yang dijalani itu, maka statusnya perlu dan patut dipertanyakan. 

      Sangat boleh jadi kalau masih ada ditemukan di tengah masyarakat, seseorang menggunakan gelar, tetapi proses perkuliahan tidak sampai dari 3 tahun 8 bulan, maka  gelar dipakai itu, mungkin saja masuk dalam jajaran sarjana STIA (Sekolah Tidak Ijazah Ada). 

     Barisan pengguna sarjana STIA itulah  kemudian merusak dan menodai proses pendidikan tinggi di tengah masyarakat. Perilaku serba instan dan jalan pintas, rupanya masih tetap menjadi hal dianggap lumrah di tengah masyarakat kita.

     Penelusuran pengguna sarjana  STIA, hampir setiap tahun dapat ditemukan dan didengarkan cerita dan beritanya. Penerimaan CPNS secara serentak di instansi pemerintah, pasti selalu menyisahkan cerita pilu dan tragedi dalam dunia pendidikan. Pihak panitia penerimaan CPNS selalu menemukan ijazah-ijazah palsu dari beberapa kampus.

      Musim wisuda pada beberapa kampus PTS, terlihat begitu ramai dengan hiruk pikuk keluarga dan handai tolan dari sarjana memadati ruang wisuda dan sampai meluber di luar ruanga.

      Wisudawan yang menjalani proses perkuliahan secara baik dan benar, tentu membuat orang tua mereka merasa senang dan bahagia,  karena telah mengantar anak-anak mereka ke pintu gerbang masa depannya.

      Pendidikan anak-anak bagi orang tua adalah modal utama dan warisan masa depan yang tak akan habisnya. Kenyataan itu, sehingga para mahasiswa harus betul-betul juga harusnya menjalani pendidikan pada jalan yang benar. 

     Pengelola pendidikan sepatutnya dan sepantasnya, menghadirkan proses pendidikan yang menjadikan mahasiswa setelah diwisuda memiliki keterampilan dan pengetahuan yang menjadi modal utama dalam menjawab tantangan zamannya. ***(Editorial Majalah CERDAS Kopertis IX edisi Nopember 2012

Tidak ada komentar:

Posting Komentar