Selasa, 02 September 2014

Hj. Asna Alimuddin, SE, MM: Perkuat Daya Saing Civitas Akademika



           Pembenahan dan peningkatan kualitas pembelajaran, secara kontinyu dilakukan pihak yayasan. Kebijakan itu sejalan tuntutan dari masyarakat, akan kehadiran sosok sumber daya manusia berkulitas di bidang kesehatan.

           Pihak yayasan sedang merintis membuka klinik kesehatan di Pasar Wajo, Wakatobi, Bau-bau dan sejumlah daerah lainnya. Demikian ditegaskan Ketua Yayasan Haji Abdul Rahman Buton mengelola STIKES IST Buton,  Hj. Asna Alimuddin, SE, MM, kepada Majalah Dunia Pendidikan awal Agustus 2014.

          Kehadiran klinik kesehatan, pada sisi lain sangat membantu bagi mahasiswa melakukan praktek dan riset. Selama ini dirasakan cukup jadi kendala keterbatasan lahan praktek. Kehadiran klinik kesehatan yang kelak perlahan beralih jadi rumah sakit, sangat membantu mahasiswa menyelesaikan jenjang studinya sekaligus  memperkuat daya saing civitas akademika, tandas wanita kelahiran Buton, 29 Desember 1966 ini.

Klinik Kesehatan
          Kampus kesehatan memiliki klinik kesehatan, termasuk STIKES IST Buton yang mulai merintis dan satu-satunya untuk saat di wilayah Buton Raya. Alat kesehatan dan tenaga siap pakai pada klinik tersebut sedang dipersiapkan dengan melakukan training, agar dalam proses beroperasinya,  klinik betul-betul mampu memberi pelayanan secara maksimal dan profesional, tandas alumni AIGI YPAG Makassar ini. 

          Layanan kesehatan diberikan klinik dikelola kampus, pada sisi lain sekaligus menjadi bagian dari pengabdian pada masyarakat. Keterbatasan daya jangkau dan pelayanan dari pusat pelayanan kesehatan dikelola pemerintah, sehingga kehadiran klinik kesehatan tersebut, menjadi bagian dan peran kampus bersama  pemerintah meningkatkan derajat kesehatan dan peningkatan kualitas hidup rakyat, tegasnya. 

         Klinik kesehatan itu menjadikan mahasiswa semakin terampil dan cerdas dan berkarakter di dalam menjalani proses pembelajaran.  Teori-teori yang diperoleh selama di ruang kelas, akan dipraktekkan di lapangan dengan bimbingan para dosen dan senior mereka dari kampus yang direkrut  mengelola dan menjalankan klinik kesehatan tersebut. 

        Pada sisi lain kehadiran klinik itu di pelosok Buton Raya, menjadi sarana promosi dan publikasi kampus. Apalagi kalau pelayanan kesehatan diberikan dinilai berkualitas dan berperikemanusiaan, maka pasien yang pernah di rawat akan menyebarkan informasi dan cerita tentang klinik kesehatan yang dikelola kampus, tandas Asna.

Pembelajaran  E-Learning
        Sesuai tuntutan zaman, harus ramah dan mengusai teknologi informasi, maka kampus jauh-jauh hari menerapkan proses pembelajaran dengan sistem, pembelajaran online  E-learning Stikes IST Buton. Program ini  dirancang untuk kebutuhan informasi pendidikan, menambah pengetahuan, interaksi antara mahasiswa dengan dosen, interaksi sesama dosen dan meningkatkan kualitas dosen dan mahasiswa melalui pembelajaran elektronik online, katanya.

        Pola pembelajaran ramah teknologi informasi, lebih dini diperkenalkan kepada civitas akademika kampus, agar mereka  memiliki keterampilan dan daya saing, ketika para alumni diperhadapkan dengan pasar kerja yang sangat keras dan tajam persaingannya. 

         Sarana dan prasaran teknologi informasi dipersiapkan dan dibenahi setiap saat dengan harapan, civitas akademika tidak sampai ketinggalan dalam kemajuan dan perkembangan teknologi informasi bidang kesehatan. Selain itu sarana laboratorium untuk semua prodi yang dibina, juga menjadi prioritas utama.

         Laboratorium kesehatan setiap waktu disempurnakan dengan melakukan pengadaan alat-alat kesehatan terkini. Selain laboratorium, pihak yayasan juga sangat memperhatikan perpustakaan kampus dengan koleksi buku, jurnal ilmiah dan terbitan lainnya terkait masalah-masalah kesehatan.

         Koleksi buku terbaru tersebut, menjadikan para dosen dan mahasiswa mendapatkan pengetahuan terbaru yang sangat berguna dan menentukan bagi perjalanan alumni jika kelak sudah berada di tengah masyarakat, katanya. 

          Setiap tahun civitas akademika juga,  diarahkan untuk melakukan studi banding pada kampus kesehatan di Makassar dan Jawa. Maksud melakukan studi banding, membuka wawasan dan pemikiran civitas akademika, setelah melihat duni luar untuk senantiasa memacu diri dan menambah pengetahuan dan daya tawar bagi pribadi civitas akademika, ungkapnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar