Sabtu, 05 Desember 2015

Dr.Ir. Batara Surya, M.Si : Ruang Perkotaan Ajang Rebutan Kepentingan

 

 Kota dengan segala dinamika yang mengitarinya, tidak  hanya menjadi fokus kajian arsitektur  perkotaan. Tetapi dalam kenyataan di lapangan harus ditata dengan seluruh aspek kajian keilmuan. 
 
       Penataan, pemilikan dan peruntukan lahan dan ruang (spasial) di perkotaan termasuk cukup rumit dan kadangkala menjadi pemicu konflik horizontal dan terkadang berujung jatuhnya korban jiwa. Demikian ditegaskan Ketua Prodi S2 Perencanaan Wilayah dan Kota (PWK) Universitas Bosowa 45 Makassar.

         Ruang perkotaan dimaknai sebagai ajang perebutan dalam dimensi kepentingan tertentu,  dengan kecenderungan penguasaan reproduksi ruang yang timpang, maka senantiasa akan muncul ketidakadilan, disparitas pelayanan antarkwasan perkotaan dan penajaman strata ekonomi masyarakat

         Pada dimensi perubahan sosial demikian akan selalu diikuti  perubahan pada tingkat struktur, sistem sosial dan dinamika sosial akan terus terjadi dan berlangsung dari waktu ke waktu, ungkap doktor sosiologi perkotaan PPs-UNM ini. 

        Kota yang baik dalam dinamika perkembangannya apabila mampu mewadahi berbagai kepentingan masyarakat dalam hal pemenuhan  kebutuhan hunian secara layak, lapangan pekerjaan berkeadilan, pengambilan kaputusan  dibangun berdasar trust masyarakat dan pengelolaan pembangunan keruangan perkotaan berkelanjutan secara lingkungan, kata  kelahiran Bengo Bone 13 Januari 1971.

       Ruang kota dalam perspektif lebih luas merekonstruksi bertemunya berbagai individu, golongan dan kelompok masyarakat dan komunitas. Bertemunya kepentingan individu dan kelompo itu pada dasarnya mengkondisikan berbagai kepentingan atas nama pembagunan, tandasnya.  

Pertama di Kopertis 

Program studi Perencanaan Wilayah dan Kota (PWK), merupakan pertama dan satu-satunya  dikelola kampus PTS  di Kawasan Timur Indonesia (KTI). Program studi PWK  merupakan   unggulan dan ikon kampus. Setiap tahun, mendapat sambutan luar biasa dari masyarakat.  Tidak hanya  dari Sulawesi,   tapi juga  dari Kalimantan, Maluku dan Papua.

       Alumni yang dicetak  hampir pasti tidak ada yang menganggur.  Sebagai kampus yang menghasilkan magister tenaga perencana, kebanyakan terserap sebagai tenaga penyedia jasa, bekerja di sejumlah departemen di antaranya departemen transmigrasi, ada menjadi karyawan di sejumlah bank di Sulsel maupun di luar Sulsel, tandas penulis tiga buku teks sosiologi perkotaan ini. 

       Ditargetkan paling lambat 2017, program S3 PWK sudah beroperasi. “Pembukaan  program doktoral tidak ada masalah, karena telah  memenuhi persyaratan administrasi. Saat ini memiliki  satu dosen, bergelar profesor, empat  doktor dan empat lagi lainnya dalam  penyelesaian studi S3. Jika empat orang itu sudah menyelesaikan studi doktoral,  maka syarat administrasi sudah dipenuhi  membuka S3,”ujar  Batara

           Alumni S3 Sosiologi UNM tahun 2010 ini,  optimis pembukaan  program studi S3 PWK, karena selain syarat administrasi  sudah dapat dipenuhi juga  besarnya  dukungan dari pihak yayasan dalam hal ini manajemen Bosowa Group. Pihak yayasan telah mempersiapkan sumber daya tenaga dosen, juga pembangunan infrastruktur terus dibenahi.

      Prodi PWK memiliki keunggulan  karena ilmu yang dipelajarinya tidak satu bidang disiplin ilmu, tetapi multi disiplin. Terkait semua aspek, tidak hanya masalah fisikal, tapi juga ekonomi, sosial, lingkungan, pertanahan dan bahkan sampai kepada pengambilan kepautusan. Alumni PWK dibutuhkan dimana-mana,”ujar ayah Nela Sapila Ramadani Batara dan Muhammad Novel Safran Rafiul Batara ini.

        Tidak saja unggul dari prodi yang dikelolah, tapi tenaga pengajar pun  demikian, tenaga dosen digunakan adalah mereka profesional dibidangnya,  adalah kolaborasi dari berbagai perguruan tinggi dengan disiplin ilmu berbeda pula. Ada diambil dari Unhas, IPB, ITB, dan dari UNM.

       Batara yang  sebentar lagi,  akan menjadi guru besar, mengatakan, setiap perencanaan, harus dibangun dengan multi disiplin. Jadi tidak saja memikirkan fisikal saja, tapi aspek lainnya juga perlu dibangun seperti halnya dengan aspek sosial perlu  mendapat perhatian. “Makanya,  dosen PWK, diambil dari dosen dengan latar belakang yang berbeda

Buku Sosiologi Spasial Perkotaan
        Batara Surya adalah dosen yang pertama menulis buku teks tentang sosiologi spasial. Buku yang baru saja terbit  berjudul,  Sosiologi Spasial Perkotaan (Gagasan dan Pengalaman Empiris). Buku setebal 323 halaman ini termasuk buku pertama yang terbit membahas soal soal perkotaan dengan segala dinamikanya.  Buku ini diterbikan Fahmis Pustaka di Makassar. Penerbit yang cukup banyak menghasilkan buku-buku teks perguruan tinggi serta buku bermuatan kearifan lokal


         Tema yang menjadi fokus penulisan buku ini di antaranya, dialektika modernitas artikulasi spasial kapitalisme dan rasionalisme tindakan komunitas lokal di kawasan pinggiran. “Selain itu, buku ini juga membahas dinamika perubahan struktur dan pola ruang kawasan pinggiran kota.

         Masalah lain  juga dibahas adalah perubahan fisik spasial kawasan pinggiran yang memarginalkan komunitas lokal di kawasan Metro Tanjung Bunga Kota Makassar. ” Buku ini mengupas pendekatan konsep artikulasi spasial perkotaan menuju perencanaan spasial dan pembangunan perkotaan berkelanjutan 

       Batara Surya lahir di Bengo Bone 13 Januari 1971. S1 Perencanaan Wilayah Universotas 45 Makassar 1995.  Magister Manajemen Perkotaan PPs-Unhas 2001 serta doktor sosiologi perkotaan 2010.Tamat SMAN Cakke 1989. 

       Anggota Ikatan Ahli Perencanaan Indonesia. Team leader penyusunan rencana pengembangan kawasan pemukiman prioritas Kota Makassar 2010 dan beberapa kota lainnya di pelosok Indonesia. Dua buku sebelumnya sudah terbit yakni, Urbanisasi dan Pertumbuhan  Kota (2012) serta Penetrasi Kapitalisme Memarginalkan Komunitas Lokal (2014).
 
         Team Leader Penyusunan Strategi Pengembangan Pemukiman dan Infrastruktur Perkotaan (SPPIP) Kota Sofifi Maluku Utara 2010. Team Leader Penyusunan Rencana Rinci Penanganan Kawasan Kumuh Berbasis Kawasan Kota Bau-Bau 2009. 

      Team Leader Penyusunan RTRW Kota Bantaeng 2009. Team Leader Penyusunan Rencana Tindak Kawasan Permukiman Tradisional Kabupaten Sidrap 2008. Team Leader Penyusunan Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL) Kawasan Berbasis Pantai Kota Bontang 2007.  

      Team Leader Penyusunan Rencana Tata Ruang Kawasan  Segi Tiga Perkembangan Kabupaten Kutai Kartanegara Kalimantan Timur 2006. Kordinator Wilayah Kalimantan dan Sulawesi Penanganan Kawasan Kumuh Perkotaan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat RI. (yahya)





Tidak ada komentar:

Posting Komentar